Peran Strategis di BUMN dan Pemerintah
Kepakarannya membuat Dr. Tungkot dipercaya menduduki berbagai posisi penting di sektor korporasi dan pemerintahan. Ia menjadi anggota Komite Audit Dewan Komisaris PT Pupuk Indonesia Holding Company (2016–2017) dan Komite Pemantau Manajemen Risiko serta GCG Dewan Komisaris perusahaan yang sama (2017–2021).
Kini, ia juga menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Kawasan Industri Nusantara (PTPN III Holding) dan Board of Advisory Indonesia Plantation Institute, lembaga strategis yang berfokus pada tata kelola dan inovasi industri perkebunan.
Selain itu, Dr. Tungkot dipercaya sebagai Tim Ahli Pemerintah di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam menghadapi kebijakan Renewable Energy Directives (RED II) dan isu Indirect Land Use Change (ILUC) Uni Eropa, dua isu yang menjadi sorotan global terhadap industri sawit. Ia juga tergabung dalam Tim Ekonomi Perkebunan Badan Intelijen Negara (BIN) sejak 2018, memperkuat koordinasi kebijakan nasional di sektor strategis ini.
Akademisi dan Pendidik
Di dunia akademik, Tungkot aktif sebagai dosen pascasarjana di Universitas Trisakti Jakarta, mengajar pada Program Magister Ekonomi (S2) dan Program Doktor (S3) bidang Kebijakan Publik dan Sustainable Development di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Melalui peran ini, ia melahirkan generasi baru pemikir ekonomi dan kebijakan yang berpijak pada prinsip keberlanjutan.
Pengalaman Internasional
Selain aktif dalam penelitian dan kebijakan nasional, Tungkot juga memiliki rekam jejak internasional yang luas.
Sejak tahun 2008 hingga kini, ia secara rutin menjadi pembicara tahunan di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) dan Malaysian Palm Oil Conference (MPOC), dua forum paling bergengsi di tingkat global dalam industri minyak sawit.
Sebagai bagian dari kiprah akademik dan advokasi kebijakan, ia juga memimpin berbagai studi komparatif internasional yang memperkaya perspektif Indonesia terhadap industri sawit global, antara lain:
- Thailand (2000): Studi banding ke ASEAN Potassium Mining Corporation untuk melihat sinergi industri pertambangan dan agribisnis.
- Malaysia (2009): Studi komparatif tentang sistem agribisnis sawit sebagai benchmark pengembangan industri nasional.
- Tiongkok dan India (2010): Penelitian industri hilir minyak nabati dan rantai pasok produk turunan sawit.
- Eropa (2012): Studi pasar dan industri oleokimia, yang menjadi dasar strategi ekspansi produk hilir Indonesia di pasar global.
Selain kegiatan riset, Tungkot juga mewakili Indonesia dalam dua forum pertanian terbesar dunia, seperti World Agriculture Forum, St. Louis, Missouri, Amerika Serikat (2002), World Food Summit, FAO Roma, Italia (2003), keduanya sebagai anggota delegasi resmi Pemerintah Republik Indonesia.
Pengalaman internasional ini membentuk visinya bahwa sawit Indonesia tidak hanya harus unggul dalam produksi, tetapi juga memiliki daya saing intelektual dan diplomatik di tingkat global.
Publikasi dan Kontribusi Pemikiran
Dalam dunia akademik dan kebijakan publik, Tungkot Sipayung dikenal sebagai penulis produktif yang konsisten memadukan sains, kebijakan, dan komunikasi strategis.
Salah satu karya monumentalnya adalah buku Palm Oil Industry: Myths vs. Facts in Global Socio-Economic and Environmental Issues, yang diterbitkan oleh IPB Press.
Buku tersebut telah terbit dalam empat edisi, yakni edisi pertama (2015), kedua (2016), ketiga (2017), dan keempat (2023), dan menjadi rujukan penting dalam memperkuat posisi Indonesia di tengah kampanye global mengenai keberlanjutan industri sawit.
Melalui karya ini, Tungkot membongkar berbagai mitos dan disinformasi tentang sawit, sekaligus menegaskan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan.
Sebagai penulis dan pemikir kebijakan, Dr. Tungkot telah menerbitkan lebih dari 15 buku serta ratusan artikel ilmiah dan opini strategis. Beberapa karya pentingnya antara lainMitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia (2015–2023, empat edisi), Ekonomi Agribisnis Minyak Sawit (2015), Industri Minyak Nabati Dunia Menuju 2050 (2014), Blueprint dan Roadmap Industri Minyak Sawit Indonesia Menuju 2050 (2014), Industri Minyak Sawit Indonesia Berkelanjutan (2014), dan masih banyak lagi.
Tulisan-tulisan Tungkot tersebut tidak hanya menyajikan data dan analisis mendalam, tetapi juga membentuk opini publik dan arah kebijakan nasional terkait peran strategis industri sawit dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Indonesia.
Kini, Tungkot tercatat aktif sebagai Dewan Pakar APKASINDO, Dewan Pembina Rumah Sawit Indonesia (RSI), dan penasihat berbagai inisiatif hilirisasi serta pemberdayaan petani sawit.
Baginya, industri sawit bukan sekadar komoditas ekspor, tetapi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional yang menopang kesejahteraan jutaan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Sosok Inggrid Tania, Dokter dan Pakar Herbal Indonesia