Nama Dr. Ir. Tungkot Sipayung telah lama dikenal luas di dunia agribisnis Indonesia, khususnya di sektor kelapa sawit.
Lebih dari dua setengah dekade, ekonom pertanian ini mengabdikan diri untuk memperkuat fondasi kebijakan, riset, dan strategi pembangunan industri sawit nasional agar tumbuh secara berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global.
Dan, dikutip dari laman Linkedin pribadinya, Kamis (6/11/2025), berikut ulasan Olenka mengenai profil dan kiprah Tungkot Sipayung selengkapnya.
Pendidikan
Lahir di Simalungun, Sumatera Utara, pada 25 Oktober 1965, Tungkot diketahui menempuh pendidikan sarjana dan doktoralnya di Institut Pertanian Bogor (IPB University), sebuah institusi pendidikan yang melahirkan banyak pakar ekonomi pertanian dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Tungkot meraih gelar Sarjana Ekonomi Pertanian dari IPB University pada tahun 1987, sebelum melanjutkan studi hingga meraih gelar Doktor Filsafat (Ph.D.) di bidang Ekonomi Pertanian dan Agribisnis dari universitas yang sama.
Keahliannya mencakup manajemen agribisnis, kebijakan ekonomi pertanian, serta strategi kelembagaan, dengan kombinasi lebih dari sembilan bidang kompetensi yang menunjang perannya sebagai analis dan perancang kebijakan publik.
Kedalaman ilmunya dalam menghubungkan teori ekonomi dengan praktik agribisnis menjadikannya figur penting dalam berbagai forum kebijakan nasional, khususnya dalam isu pengembangan perkebunan berkelanjutan dan hilirisasi industri sawit.
Awal Karier dan Kiprah di Pemerintahan
Perjalanan karier Tungkot dimulai dari lingkaran pemerintahan. Ia dipercaya menjabat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertanian Bidang Pembangunan Agribisnis pada periode 2000–2004.
Dalam posisi tersebut, ia berperan penting dalam merumuskan kebijakan pembangunan pedesaan berbasis agribisnis, sebuah pendekatan yang kemudian menjadi fondasi modernisasi sektor pertanian nasional.
Pengalamannya terus berkembang hingga ke berbagai perusahaan milik negara. Ia menjabat sebagai Dewan Komisaris PT Petrokimia Kayaku Gresik (2002–2007), kemudian Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara IV (2008–2013). Dalam dua peran ini, Dr. Tungkot berkontribusi dalam pembenahan tata kelola dan penguatan strategi industri berbasis nilai tambah.
Mendirikan PASPI
Tahun 2013 menjadi tonggak penting dalam kariernya. Dr. Tungkot mendirikan PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute), lembaga pemikir independen yang menjadi rujukan utama dalam penyusunan kebijakan strategis industri sawit nasional.
Di bawah kepemimpinannya, PASPI melahirkan sejumlah karya monumental seperti “Peta Panduan Industri Kelapa Sawit Nasional Menuju 2045” dan “Blueprint Industri Minyak Sawit Indonesia 2050”.
Ia juga menjadi penulis utama buku fenomenal Mitos vs Fakta Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global, yang kini telah mencapai edisi keempat (2023).Buku ini menjadi rujukan global dalam membantah kampanye negatif terhadap sawit dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pelopor pembangunan sawit berkelanjutan.
Selain memimpin PASPI, Tungkot juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi DPP GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) pada 2011–2015. Dalam peran ini, ia menginisiasi berbagai platform media advokasi seperti sawit.or.id dan palmoilina.asia, yang berfungsi untuk mengedukasi publik dan melawan disinformasi tentang industri sawit.
Baca Juga: Mengenal Darmono Taniwiryono, Sosok di Balik Inovasi Bioteknologi Perkebunan Berkelanjutan