Semua bisa jadi pebisnis. Asal ada kemauan, tekad, dan komitmen untuk merintisnya dari bawah. Banyak industri bisnis yang telah melahirkan pengusaha sukses kenamaan. Salah satunya adalah sosok Cynthia Tenggara.

Cynthia Tenggara dikenal sebagai womenpreneur di balik kesuksesan bisnis katering onlineBerry Kitchen, sebelum akhirnya diakuisisi oleh Yummy Corp melalui YummyBox Box pada 2019 lalu. 

Terkenal sebagai pendiri katering online terbesar di Jakarta, bagaimana sosok dan perjalanan bisnis Cynthia Tenggara? Berikut ini Olenka rangkum dari berbagai sumber, Minggu (9/3/2025), sejumlah informasi terkait.

Baca Juga: Mengenal Sosok Renatta Moeloek, Celebrity Chef yang Sukses Jajal Bisnis Kuliner Bergengsi

Latar Pendidikan dan Awal Perjalanan Karier

Terjun ke bisnis katering online, Cynthia Tenggara justru memiliki latar pendidikan dan awal perjalanan karier yang tidak linear. Dalam sejumlah sumber disebutkan, Cynthia merupakan lulusan Universitas Pelita Harapan sebagai lulusan Ilmu Komunikasi dengan fokus jurusan, Public Relations.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, wanita kelahiran 11 September 1985 ini mengawali kariernya bekerja di stasiun televisi swasta, RCTI, selama dua tahun sebagai tim kreatif.

Kemudian, Cynthia mencoba peruntungan dengan bekerja di beberapa tempat lainnya sebagai tim marketing, sales, dan menjadi public relations. Cynthia juga pernah berkarier selama dua tahun di Groupon Indonesia — sekarang Fave — sebagai seorang account manager. Bahkan, juga sempat menjadi Manajer Humas di Yayasan Cinta Anak Bangsa.

Tercetus Ide Mulai Berbisnis

Setelah berkarier di berbagai perusahaan, Cynthia akhirnya memutuskan untuk merintis usaha pada 2012. Awalnya, ia sempat bimbang menentukan industri yang ingin digeluti. Namun, sebuah tren di Jepang tentang food e-commerce menarik perhatiannya. Dari sana, ia mulai melihat peluang di bisnis kuliner.  

Bukan sekadar ikut-ikutan, Cynthia mempersempit fokusnya ke bisnis katering online. Ide itu lahir dari pengalamannya sendiri sebagai karyawan yang sering mendapat jatah makan siang di kantor. Bagi sebagian orang, fasilitas ini tentu menguntungkan. Namun, sering kali menu yang disediakan kurang cocok di lidah.  

Dari keresahan itu, Cynthia mulai mencari katering yang memungkinkan pelanggan memilih menu sendiri dan mengantarkannya langsung ke kantor. Sayangnya, saat itu di Jakarta belum ada layanan semacam ini. Melihat celah yang belum terisi, Cynthia pun berani mengambil langkah besar, yakni merintis bisnis katering online yang lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan pelanggan.

Baca Juga: Sosok dan Perjalanan Karier Gratiana Lianto, Food Vlogger Hits Hobi Hunting Jajanan Kaki Lima

Mulai Merintis Berry Kitchen

Meski tidak memiliki pengalaman mumpuni di bidang kuliner dan latar belakang sebagai pebisnis, Cynthia dengan tekad bulat dan bermodalkan tabungannya pun merintis bisnis katering online pada 2012 yang diberi nama, Berry Kitchen.

Tidak bisa memasak, menjadi tantangan besar bagi Cynthia saat merintis Berry Kitchen. Beruntungnya, Cynthia dikelilingi banyak orang berbakat yang bisa diandalkannya untuk turut membangun bisnis katering onlinenya saat itu.

Cynthia sempat berdiskusi dengan beberapa teman dan mencari solusi terbaik. Dari lima hingga sepuluh orang yang diajak berdiskusi, ia akhirnya menggandeng seorang chef sebagai partner. Baginya, keberadaan chef adalah hal yang wajib, karena bisnis katering tidak hanya soal konsep dan strategi, tetapi juga soal rasa dan kualitas makanan yang disajikan.

Namun, perjalanan Cynthia dalam membangun Berry Kitchen tidak selalu mulus. Tantangan lainya adalah meyakinkan chef untuk bergabung dengan mereka. Meski sempat mengalami kesulitan, akhirnya ia berhasil membentuk tim yang solid dan mengembangkan bisnisnya.

Dengan menghadirkan 15 hingga 20 menu baru setiap harinya, Berry Kitchen mampu menarik banyak pelanggan. Dari tahun 2012 hingga 2015, layanan katering online ini mengklaim telah mengantarkan 245 ribu kotak makan untuk 7 ribu pelanggan. Kesuksesan ini pun berbuah manis. Dalam sehari, Berry Kitchen bisa meraup omzet hingga Rp60 juta, dengan total pendapatan mencapai Rp16 miliar dalam kurun waktu tiga tahun.

Di samping omzet miliaran yang berhasil didapatkan, salah satu kunci sukses Cynthia dalam membangun Berry Kitchen adalah menanamkan budaya kerja yang mengutamakan kejujuran. Ia ingin setiap karyawannya bekerja dengan transparan dan bertanggung jawab, tanpa mencari celah untuk berbohong. 

Terinspirasi dari pengalamannya di perusahaan lama, Cynthia menerapkan sistem Surat Peringatan (SP) bagi karyawan yang tidak jujur, agar lingkungan kerja tetap profesional dan produktif.

Berry Kitchen Diakuisisi

Sebagai pelopor katering online di Indonesia, Berry Kitchen telah diakuisisi oleh Yummy Corp melalui Yummy Box pada 2019 lalu. Dengan bergabungnya Berry Kitchen ke dalam Yummy Box, ini semakin memperkuat eksistensi perusahaan di industri kuliner Indonesia, khususnya di segmen katering online. 

Menurut CEO Yummy Corp, Mario Suntanu, akuisisi ini dilakukan karena kedua perusahaan memiliki target pasar dan visi yang sama, yaitu yaitu memenuhi kebutuhan dunia perkantoran yang kini tidak hanya mempertimbangkan rasa dan harga, tetapi juga konsep makanan, kesehatan, serta value yang ditawarkan.

Dengan langkah ini, Yummy Box semakin memperbesar pangsa pasarnya di industri katering online di Indonesia. Integrasi ini memungkinkan mereka untuk menyediakan lebih banyak pilihan menu yang lebih sehat, praktis, dan bernilai tambah bagi pelanggan, khususnya di lingkungan kantor.

Baca Juga: Mengenal Sosok Rizka Wahyu Romadhona, Wanita di Balik Sukses Lapis Bogor Sangkuriang

Bagaimana Kabar Cynthia Tenggara?

Tampaknya, tidak banyak sumber yang kembali mengulas perjalanan Cynthia Tenggara setelah kesuksesannya dengan Berry Kitchen. 

Jika melihat akun Instagram pribadinya, @cynthiatenggara, Cynthia memilih untuk menjaga privasi dengan mengunci akunnya. Hal ini membuat publik tidak dapat dengan mudah mengakses atau melihat kesehariannya di media sosial, meskipun akun tersebut telah memiliki lebih dari dua ribu pengikut.

Dilihat dari bio Instagramnya, Cynthia Tenggara tampaknya kini tengah merintis bisnis baru di industri kecantikan. Bersama sang suami, Ferry , ia membangun Momma Indonesia — brand skincare yang difokuskan untuk perawatan kulit anak. 

“Bikin skincare yg aman buat anak @momma.indonesia , barengan @ferry10k ngejagain and ngedoain dua anak, supaya gedenya jdi anak yg takut Tuhan ✌️✌️,” bunyi bio Instagram Cynthia Tenggara.

Juga terlihat dari laman LinkedIn miliknya, lewat MOMMAWASH, Cynthia berkomitmen menghadirkan produk dengan tiga prinsip utama: bahan yang jujur, formula yang bersih, dan harga yang terjangkau. Ia ingin menciptakan produk yang tidak hanya aman dan efektif, tetapi juga memberikan ketenangan bagi para ibu dalam merawat keluarganya.

Selain membangun bisnis, Cynthia juga terbuka untuk berkolaborasi dengan individu yang memiliki visi dan misi serupa—yaitu menciptakan dampak positif bagi para ibu dan keluarga mereka. Dengan semangat ini, MOMMAWASH hadir sebagai solusi bagi para ibu yang ingin memberikan perawatan terbaik bagi orang-orang tercinta.