Tahun 2021 lalu, DCII melantai di bursa saham dengan harga penawaran awal Rp420 per sahamnya. Emiten penyedia data center ini juga membentuk kerja sama dengan Anthoni Salim, bos Grup Salim, membangun kompleks hyperscale data center park dengan standar global yang dikenal dengan H2.
Kompleks H2 didesain dengan standar internasional menggunakan spesifikasi tier tiga dan tier empat yang didukung oleh multiple konektivitas fiber optic (carrier neutral) dan dua pembangkit listrik.
Bangunan kompleks juga dikembangkan dengan konsep green data center serta menggunakan energi terbarukan dari solar panel farm yang akan dibangun di area yang sama.
Baca Juga: Mengenal Sosok Evi Savitri Iriani, Kepala BSIP yang Banyak Raih Penghargaan
Penggunaan layanan digital dalam menjalankan bisnis bertujuan untuk efisiensi operasional, peningkatan kepuasan pelanggan, dan peningkatan aktivitas dengan pelanggan, seperti kegiatan belanja daring, pembayaran non-tunai, sekolah online, dan penggunaan media sosial.
Dengan mengandalkan pemanfaatan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, DCII membukukan pendapatan kolokasi berulang meningkat secara tahunan. Kini nilai saham DCII sudah jauh lebih tinggi, yakni di angka Rp 167.950 (per Jumat, 28/3/2025).
Nilai kapitalisasi pasarnya juga meroket, mencapai sekitar Rp 400 triliun. Melansir laman idx.co.id, di profil DCII, Marina Budiman memegang saham perusahaan ini sebesar 22,51 persen, tertinggi kedua setelah Otto Toto Sugiri.
Kekayaan Marina Budiman
Perlu kamu tahu, pada awal tahun 2021, DCI berhasil menggelar IPO, dan disebutkan bahwa harga saham DCI mencapai angka Rp59.000.
Berdasarkan Forbes, Marina Budiman berada pada urutan ke-650 dalam daftar Forbes Real Time Billionaires per 30 Maret 2025. Posisi itu membuatnya berada di urutan ketujuh untuk regional Indonesia dengan total kekayaan sekitar US5,3 miliar atau sekitar Rp87,8 triliun (asumsi kurs Rupiah ke dollar AS Rp16.571)
Kekayaan yang diperoleh Marina Budiman ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan pribadinya saja, tetapi juga mencerminkan pesatnya pertumbuhan sektor teknologi di Indonesia.
Terobosan bisnis pusat data yang dijalankan Marina Budiman ini telah mengubah peta industri teknologi sekaligus menjadikannya inspirasi bagi banyak pengusaha wanita.