Industri fesyen Indonesia semakin berkembang dengan pesat, menciptakan tren-tren baru yang tidak hanya memadukan keindahan, tetapi juga kearifan lokal yang kental. Salah satu desainer perempuan yang mencuri perhatian adalah Ega Augustia, Founder dan Creative Director dari Glashka. Brand fesyen modest ini dikenal dengan keunikan desain busananya, yang diperkaya dengan detail bordir tangan khas yang dikerjakan oleh penrajin lokal.

Dengan latar belakang yang kuat di dunia tekstil dan bordir, Ega berhasil menggabungkan unsur tradisional dan modern dalam setiap koleksinya. Penggunaan bordir tangan menjadi ciri khas utama Glashka, memberikan sentuhan artistik dan kualitas tinggi pada setiap produknya. 

Untuk mengetahui lebih dalam perjalan karier Ega Augustia dalam mendirikan brand fesyen Glashka. Berikut ini telah Olenka rangkum dari berbagai sumber, pada Jumat (20/02/2025).

Perjalanan Karier di Fesyen

Mengutip laman resmi Jakarta Fashion Week, Ega Augustia sudah lama berkecimpung di dunia bordir dan tekstil. Keahliannya dalam bidang ini membuatnya memutuskan untuk mendirikan Glashka pada tahun 2018, dengan tujuan memberikan alternatif busana modest yang lebih segar dan tidak monoton.

Baca Juga: Ini Prediksi Tren Fesyen Lebaran 2025, Benarkah Warna Burgundy Bakal Viral?

Glashka, dikenal luas karena detail bordir yang dikerjakan oleh perajin lokal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Ega Augustia tidak hanya fokus pada keindahan desain, tetapi juga pada kualitas dan ketelitian proses pengerjaan yang menggunakan keterampilan tradisional.

Meskipun Glashka terbilang muda, dalam kurun waktu yang singkat, brand ini berhasil menunjukkan eksistensinya di dunia fesyen Indonesia, khususnya dalam gelaran acara Jakarta Fashion Week.

Sebagai seorang wanita berhijab, Ega merasa banyak busana modest wear yang ada di pasaran terkesan terlalu sederhana dan tidak memberikan banyak pilihan bagi para penggemar fesyen dengan gaya yang lebih unik.

Untuk membedakan Glashka dari brand lain, Ega memutuskan untuk menonjolkan detail sulaman tangan dalam setiap koleksinya. Proses sulam tangan ini, yang dilakukan oleh para perajin lokal dari Tasikmalaya, memerlukan keterampilan tinggi dan waktu yang cukup lama. Menurut laman resmi Modestalk, setiap penyulam hanya mampu menyelesaikan 15 potong per hari agar hasil bordir tetap rapi dan memiliki kualitas yang optimal.

Baca Juga: Kisah Sukses Perjalanan Bisnis Mybamus, Fesyen Muslim Lokal Rumahan yang Kini Berhasil Tembus Pasar Global Bersama Shopee

Glashka pertama kali dikenal karena koleksi hijabnya, namun pada tahun 2020, brand ini mulai mengembangkan koleksi busana lainnya. Keputusan ini membawa Glashka untuk memperkenalkan desain-desain yang lebih variatif, dengan tetap mempertahankan ciri khas detail sulaman tangan yang memperindah setiap produknya.

Glashka memiliki komitmen yang kuat terhadap kualitas dan dukungan terhadap penrajin lokal. Semua produk Glashka dikerjakan oleh penrajin bordir tradisional yang memiliki keterampilan tinggi. 

Proses pengerjaan sulaman ini dimulai dengan desain yang dipindahkan ke kertas karbon, yang kemudian diteruskan ke kain sebelum proses bordir dimulai. Dalam setiap koleksi, Ega memastikan bahwa setiap detail diperhatikan, dan bordir dilakukan dengan penuh ketelitian untuk menghasilkan karya yang sempurna.

Bagi Ega, menjaga kualitas dan memberi ruang untuk perajin lokal merupakan bagian dari visinya dalam menciptakan brand yang tidak hanya bergaya, tetapi juga beretika dan memperhatikan dampak sosial. Ia ingin mengangkat derajat para penyulam dan memberikan mereka kesempatan untuk menghasilkan karya-karya terbaik.

Baca Juga: Peluang Besar di Pasar Gen Z, Brand Fesyen Yescci Ekspansi Perdana ke Indonesia

“Semua produk kami memiliki karya tangan para perajin lokal, dan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung industri kreatif di Indonesia,” kata Ega kepada Olenka beberapa waktu lalu.

Kemajuan Brand Glashka

Pada tahun kelima perjalanan Glashka, brand ini telah memasuki dunia fesyen yang lebih besar, bahkan tampil di Jakarta Fashion Week yang memberi pengakuan lebih terhadap keberadaannya. Pada Februari 2024, Glashka melangkah lebih jauh dengan membuka official store di kawasan Cikajang, Jakarta Selatan. Di studio ini, para pelanggan bisa langsung melihat dan merasakan kualitas bahan, rajutan, hingga bordir yang menjadi ciri khas Glashka.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Mantan Kernet Sopir Truk Bangun Bisnis Fesyen Skala Dunia

Selain busana seperti blazer dan sweater, Glashka kini juga menawarkan berbagai produk fesyen lainnya, termasuk sepatu dan tas dengan desain sulaman khas. Hal ini menunjukkan bahwa Glashka bukan hanya sekadar brand fesyen, tetapi juga sebuah gerakan untuk mengangkat nilai estetika dan kualitas tinggi dalam setiap produk yang ditawarkan.

Di usia yang masih relatif muda, Glashka telah berhasil mencuri perhatian banyak orang, khususnya di Jakarta. Dengan ciri khas desain yang memadukan detail sulaman tangan yang rumit dan bahan berkualitas, Glashka berhasil membuktikan bahwa modest fashion bisa tampil lebih elegan dan berkelas.

Ega Augustia terus mengembangkan brand ini dengan tetap mempertahankan kualitas dan mendukung perajin lokal. Dengan visi yang jelas untuk meningkatkan kualitas produk dan memperkenalkan budaya bordir tradisional Indonesia, Glashka dapat terus tumbuh dan berkembang di pasar fesyen internasional.