Cara Mendidik Anak ala Septi Peni Wulandani

Dikutip dari laman Channel Muslim, dalam mendidik anak-ananya, Septi Peni Wulandani menerapkan prinsip demokratis dengan memerdekakan anak sebagai jiwa yang utuh dan mandiri.

Anak-anak diberi ruang untuk memilih jalan hidupnya, dibiasakan memikul tanggung jawab sejak usia dini melalui proyek kehidupan sejak umur sembilan tahun, serta dibesarkan dalam budaya dialog yang intens, salah satunya melalui diskusi di meja makan keluarga.

Rasulullah SAW pun dijadikan sebagai teladan utama dalam bersikap dan menentukan arah hidup, sementara mimpi dan cita-cita dirawat lewat vision board dan vision talk. Septi juga menanamkan bahwa belajar adalah untuk mencari ilmu, bukan semata mengejar nilai, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini.

Proses belajar anak-anaknya pun dilakukan dengan metode ‘nyantrik’, yakni belajar langsung dari orang-orang hebat melalui pengalaman nyata. Di atas semua itu, fondasi utama keluarga diletakkan pada kesamaan visi antara suami dan istri, dengan kurikulum pendidikan yang bertumpu pada iman, adab, dan akhlak, serta ibu sebagai pendidik utama di rumah.

Hasilnya, anak-anak Septi tumbuh sebagai pribadi mandiri dan visioner, Enes menempuh studi di Singapura dengan bermodal kerja dan usaha mandiri, Ara mengembangkan peternakan sapi sejak usia belia, dan Elan aktif menciptakan robot dari bahan daur ulang.

Pesan untuk Perempuan dan Para Ibu Indonesia

Dikutip dari Koran Jakarta, Septi menegaskan bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah profesi yang sangat mulia. Ia mengingatkan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menentukan masa depan bangsa melalui pendidikan keluarga.

“Ketika kita mendidik anak, sesungguhnya kita sedang mendidik satu generasi,” tegasnya.

Bagi Septi, perempuan tidak harus memilih antara karier dan keluarga. Keduanya bisa berjalan berdampingan jika dikelola dengan visi dan ilmu yang tepat.

Baca Juga: Mengenal Najelaa Shihab: Sosok di Balik Gebrakan Pendidikan