Perjalanan Karier dan Kiprah di Microsoft

Dikutip dari Inilahcom, sebelum bergabung dengan Microsoft, Nadella bekerja sebagai staf teknis di Sun Microsystems selama dua tahun. Pada 1992, ia resmi bergabung dengan Microsoft dan berperan dalam pengembangan Windows NT.

Kemampuannya memahami teknologi dan bisnis membuat Nadella naik pangkat secara bertahap. Ia pun pernah memegang berbagai posisi strategis seperti Vice President, Microsoft bCentral (1999), Vice President, Microsoft Business Solutions (2001), Senior Vice President, Online Services R&D (2007), President, Server and Tools Division (2011–2013), serta Executive Vice President, Cloud and Enterprise Group.

Dikutip dari laman Forbes, puncak kariernya terjadi pada 4 Februari 2014 ketika diangkat sebagai CEO Microsoft, menggantikan Steve Ballmer. Tujuh tahun kemudian, pada 2021, ia juga dipercaya menjadi Chairman, menggantikan John Thompson.

Di bawah kepemimpinannya, Microsoft bertransformasi dari dominasi sistem operasi Windows ke layanan cloud dan AI. Nadella mengembangkan Microsoft Azure menjadi salah satu platform cloud terkemuka dunia dan memimpin akuisisi besar, termasuk Mojang (2014, pembuat Minecraft) senilai $2,5 miliar, LinkedIn (2016) senilai $26,2 miliar, GitHub (2018) senilai $7,5 miliar, dan Activision Blizzard (2023) senilai $69 miliar.

Selain itu, Nadella mendorong Microsoft menjadi pemain utama dalam AI, dengan investasi lebih dari $10 miliar di OpenAI sejak 2019 dan pengembangan alat produktivitas AI CoPilot.

Dikutip dari laman resmi Microsoft, Nadella juga pernah menjadi Board Member di Starbucks, memimpin The Business Council U.S., dan anggota dewan di Fred Hutch, menunjukkan dedikasinya yang luas di dunia profesional.

Buku dan Filosofi Hidup

Pada 2017, Nadella menerbitkan buku berjudul Hit Refresh, yang mengulas perjalanan hidup dan transformasinya di Microsoft. Dikutip dari buku tersebut, seluruh keuntungan dari penjualan disalurkan ke Microsoft Philanthropies dan organisasi nirlaba, menegaskan komitmennya pada kontribusi sosial.

Di LinkedIn pribadinya, Nadella pun menegaskan misinya sebagai CEO dan Chairman Microsoft, dimana ia akan memberdayakan setiap individu dan organisasi di seluruh dunia untuk mencapai lebih banyak hal.

Penghargaan

Dikutip dari Wikipedia, Satya Nadella telah menerima berbagai penghargaan bergengsi di tingkat global. Pada 2014, ia dianugerahi CNN-News18 Indian of the Year, kemudian pada 2015 menerima Pravasi Bharatiya Samman dari Pemerintah India.

Tahun 2018 menjadi momentum penting ketika namanya masuk dalam daftar Time 100, daftar tokoh paling berpengaruh di dunia. Pada 2019, ia kembali mendapat sorotan internasional dengan dinobatkan sebagai Financial Times Person of the Year dan Fortune Businessperson of the Year.

Pada 2020, ia menerima gelar Global Indian Business Icon dalam ajang India Business Leader Awards. Penghargaan besar lainnya datang pada 2022 saat ia menerima Padma Bhushan, penghargaan sipil tertinggi ketiga di India. Pada 2024, Nadella kembali masuk daftar Time 100, dan pada Januari tahun yang sama ia dianugerahi Doktor Honoris Causa dari Georgia Institute of Technology.

Kekayaan dan Fakta Menarik

Dikutip dari Forbes, sebagai CEO Microsoft, Satya Nadella memiliki kekayaan bersih sekitar $1 miliar dengan penghasilan tahunan $12 juta (1,09% dari total kekayaannya), dan menempati peringkat #3061 orang terkaya dunia per 10 Desember 2025.

Kemudian, dikutip dari Inilahcom, beberapa fakta unik tentang Satya Nadella memperlihatkan sisi pribadinya yang menarik di luar dunia teknologi. Ia adalah penggemar kriket sekaligus pencinta puisi, sering menemukan inspirasi dari karya-karya penyair legendaris seperti Rumi dan Mirza Ghalib.

Meskipun lahir dan besar di India, Nadella kini menjadi warga negara Amerika Serikat, menunjukkan perjalanan hidup lintas benua yang mengukir karier globalnya.

Kunjungan Strategis ke Indonesia

Pada April 2024 lalu, Satya Nadella diketahui pernah mengunjungi Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo.

Adapun, kunjungan ini menjadi bagian dari strategi Microsoft memperluas investasinya di Asia Tenggara, termasuk pengembangan talenta digital lokal dan infrastruktur teknologi.

Baca Juga: Mengenal Sosok Ferry Irwandi: Penggalang Dana Rp10,3 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra