Penyebab Fenomena Bediding

Masih menukil dari laman yang sama, fenomena bediding terjadi karena musim dingin di Australia bergerak menuju Indonesia (monsun Australia). Selain itu, tutupan awan yang sedikit menyebabkan udara panas tidak terpantul kembali ke bumi. 

Angin muson, atau angin musim, adalah pergerakan massa udara akibat perbedaan tekanan antara daratan dan lautan. Di wilayah tropis, angin muson dipengaruhi oleh perbedaan intensitas sinar matahari. 

Tekanan udara di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi, yang dapat dipetakan menjadi empat posisi: 23,5 derajat LU (21 Juni), khatulistiwa (23 September), 23,5 derajat LS (22 Desember), dan khatulistiwa (21 Maret). 

Musim bediding terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, posisi matahari berada paling jauh di sebelah utara garis khatulistiwa, menyebabkan belahan bumi utara menjadi panas dan belahan bumi selatan menjadi dingin. Letak Pulau Jawa di sebelah selatan garis khatulistiwa membuat suhu di Jawa lebih dingin dari biasanya, ditambah dengan angin musim dingin dari Australia yang juga berkontribusi menjadikan Pulau Jawa lebih dingin.

Baca Juga: Selain Bisa Menjaga Kesehatan Jantung, Ini 7 Manfaat Lain Mengonsumsi Makanan yang Dikukus

Tips Menghadapi Fenomena Bediding

Saat musim peralihan dan fenomena  bediding ini, Growthmates disarankan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan. Merangkum dari berbagai sumber berikut tips menghadapi fenomena bediding.

  • Menggunakan pakaian hangat, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada malam dan pagi hari.
  • Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
  • Memiliki waktu istirahat yang cukup.
  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko penyakit yang timbul.

Semoga bermanfaat!