ABM Investama Tbk, salah satu perusahaan induk energi terintegrasi di Indonesia yang melakukan investasi strategis di sektor terkait pertambangan dan energi, baru-baru ini meluncurkan sebuah buku berjudul ABM dan Sepenggal Kisah Pembelajaran

Buku ini menyajikan dinamika permasalahan yang sering terjadi di lingkungan, dan berisikan refleksi dari perjalanan panjang para peneliti, dengan memberikan inovasi mendalam serta kebijakan yang berguna untuk masa depan yang berkelanjutan.

Buku yang sudah dituliskan selama tiga bulan lamanya, tidak hanya berbicara tentang kebijakan, program, atau statistik, melainkan tentang bagaimana perubahan itu sendiri dibayangkan, dirancang, dan diwujudkan. Peluncuran buku ini bukan hanya menjadi momen penting perusahaan, tetapi juga menjadi sebuah perjalanan sejarah dalam upaya ABM Investama untuk berbagi pengalaman dalam mengatasi berbagai hambatan dan mendukung sustainability Indonesia ke depannya.

Baca Juga: Penurunan Stunting di Indonesia Hanya 0,1%, Kerja Sama Multisektor Perlu Diperkuat Kembali

Peluncuran buku ini menjadi langkah strategis ABM Investama dalam mendokumentasikan perjalanan mereka selama hampir dua dekade dalam dunia bisnis di Indonesia. Dalam hal ini, untuk keberlangsungan program yang dicanangkan, ABM Investama Tbk bekerja sama dengan mitra peneliti dari CECT Sustainability Universitas Trisakti.

Berikut ini 5 program dalam buku yang diluncurkan yang oleh ABM Investama bersama peneliti antara lain:

Stunting dan Inovasi Penanganan

Salah satu fokus utama dari ABM Investama adalah penanganan stunting, yang merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Buku ini mengungkap bagaimana ABM Investama melibatkan diri dalam inovasi penanganan stunting, khususnya di daerah Sukapura. 

Daerah ini merupakan salah satu kelurahan yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara. Salah satu masalah sosial yang muncul dan menjadi perhatian serius di Kelurahan Sukapura ialah stunting. Di Puskesmas Sukapura terdapat 53 anak yang terindikasi stunting. Mereka yang terkena stunting rata-rata merupakan anak ke-2 dan ke-3 dengan kisaran usia ibu 25-30 tahun.

Dengan kolaborasi bersama pihak-pihak terkait, ABM berusaha mengurangi angka stunting di Indonesia, terutama di daerah yang menjadi bagian dari operasional perusahaan. Dengan berfokus pada penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat setempat untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pola makan sehat dan gizi yang seimbang bagi anak-anak.

Baca Juga: Ahli Gizi Bagikan Kunci Turunkan Angka Stunting, Intip Yuk!

Selain itu, ABM juga berusaha memastikan bahwa anak-anak di daerah-daerah rawan stunting mendapatkan akses yang lebih baik kepada pelayanan kesehatan dan gizi yang tepat.

Kolaborasi Multipihak Melalui Pendekatan ABCD

ABM Investama menyoroti upaya rehabilitasi mangrove yang merupakan salah satu bentuk pengembangan ekowisata dan krusial dalam mitigasi perubahan iklim, serta upaya perlindungan ekosistem darat. Secara khusus, bab ini berisi pengalaman pembelajaran yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya, masyarakat di sekitar wilayah Adventure Land Romokalisari, dan PT Cipta Krida Bahari (CKB). 

Ragam dinamika akan menjadi warna tersendiri dari cerita yang berlangsung. ABCD (Asset-Based Community Development) muncul sebagai metode yang lebih inovatif dalam CD. Melalui kolaborasi multipihak, ABM bersama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi non-pemerintah (NGO) berusaha untuk mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya yang ada di masyarakat, serta membangun kapasitas mereka untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Rehabilitasi Mengalirkan Inspirasi

Membahas terkait Daerah Aliran Sungai (DAS), yang memainkan peran penting dalam mendukung mitigasi perubahan iklim. Program rehabilitasi yang dimaksudkan dalam buku ini adalah upaya ABM Investama untuk membantu mengembalikan ekosistem yang rusak dan menciptakan kembali lingkungan yang lebih baik untuk masyarakat. 

Baca Juga: Bank DKI Berpartisipasi dalam Program Pemberian Gizi untuk Penanganan Stunting di Jakarta

Bab ini berisi analisis pengembangan pariwisata Adventure Land Romokalisari (ALR). CBT yang mengedepankan metode ABCD dan modal sosial secara nyata berhasil mengeskalasi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pengembangan ekowisata yang termanifestasi dalam aktivitas pelestarian lingkungan, seperti rehabilitasi mangrove menjadi langkah yang diambil untuk program lingkungan.

Membangun Kemandirian Desa Berbasis Potensi Lokal

Menyoroti program BUMDes yang didorong oleh semangat inovasi industri dan penciptaan lapangan kerja. Program ini menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi lokal, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas ekonomi desa.

Bab ini membahas kisah sukses dari upaya rehabilitasi, menggunakan strategi penanaman tanaman serbaguna atau multipurpose tree species (MPTS). Dengan tujuan, memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, serta menyediakan sumber penghasilan tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca Juga: Kata Ketua Umum Maksi soal Hilirisasi Sawit dan Solusi untuk Atasi Stunting

Mengukur dan Mengembangkan Dampak Sosial Menggunakan SROI

Program terakhir membahas mengenai penegasan pendidikan berkualitas dan bersertifikasi. Dengan mengintegrasikan pendidikan dan keterampilan, Grup ABM memastikan kontribusi jangka panjang terhadap pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Salah satu cara ABM Investama untuk menilai keberhasilan program-program berkelanjutan mereka adalah dengan menggunakan Social Return on Investment (SROI). 

Peluncuran buku ini menjadi bukti nyata dedikasi ABMM dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar area operasionalnya. Dengan berbagai program Sustainability yang inovatif, ABMM berharap dapat terus menjadi mitra strategis dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.