2. Potensi sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Fosil

Bukan hanya diolah untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari, kelapa sawit berpotensi sebagai bahan bakar alternatif pengganti fosil. Beberapa waktu lalu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa minyak sawit merupakan bahan baku energi terbarukan yang paling memungkinkan untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Mengutip dari laman Antara, Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha dalam keterangannya mengatakan, adanya tiga faktor yang menjadi alasan minyak sawit potensial sebagai EBT. Di antaranya adalah kesiapan bahan baku, kesiapan teknologi dan hilirisasi, serta kebijakan pemerintah baik dari segi insentif, pendanaan, maupun investasi.

Yudhistira juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah dan sedang menjalankan konversi bahan bakar minyak berbasis CPO, yaitu biodiesel B20 dan B30, serta ke depan B100 (green solar).

3. Hilirisasi Sawit

Hilirisasi industri sawit merupakan proses mengoptimalkan produk-produk turunan dari kelapa sawit menjadi produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Mengutip dari laman resmi Portal Informasi Indonesia, hilirisasi industri sawit sudah berlangsung sejak 2007 silam dengan ragam produk hilir turunan 54 jenis. Namun, sejak awal 2024 lalu sudah berkembang menjadi 179 jenis dari ragam produk hilir turunan.

Pemerintah terus mendorong industri sawit berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Mengingat, sektor kelapa sawit memiliki peran penting mendorong peningkatan perekonomian Indonesia melalui kinerja perdagangan yang terus mengalami peningkatan signifikan. 

Dengan adanya hilirisasi sawit, hal ini juga mampu meningkatkan perolehan devisa negara dari ekspor produk hilir, berkontribusi pada keuangan negara melalui penerimaan pajak dan bukan pajak, serta menyuplai kebutuhan dunia terhadap pangan dan energi.

Baca Juga: Komoditas Penting bagi Indonesia, Begini Tips Pemupukan untuk Tanaman Kelapa Sawit

4. Sumbangsih Sawit untuk Perekonomian Indonesia 

Sektor kelapa sawit memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Tanah Air. Sektor ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ekspor dan neraca perdagangan.

Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Achmad Maulizal Sutawijaya 2023 lalu sempat memaparkan kontribusi atau sumbangsih sektor sawit bagi perekonomian Indonesia.

Dia mengatakan bahwa kelapa sawit mengurangi inflasi dan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan untuk memperkuat ketahanan energi. Bukan hanya itu, sejak tahun 2000, sektor sawit juga sudah membantu 10 juta jiwa keluar dari kemiskinan - setidaknya 1,3 juta orang di pedesaan keluar dari garis kemiskinan karena industri kelapa sawit.

Seperti yang diketahui, industri sawit membuka banyak lapangan pekerjaan. Sektor sawit di Indonesia sudah melibatkan sekitar 2,4 juta petani swadaya dan lebih dari 16 juta tenaga kerja. Hal ini terus mendorong PDB di sektor perkebunan pada angka yang positif, sehingga PDB Indonesia di Triwulan I 2023 bertumbuh di angka 5,03 persen.

Kelapa sawit hadir dengan banyak sumbangsih yang sudah diberikan. Bukan hanya membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian melalui produknya, juga membantu perekonomian negara menjadi lebih baik.