Selain musisi, IKLIM juga melibatkan seniman dalam menyuarakan harapan dan keresahan terhadap krisis iklim. Hasil karya mereka dipamerkan dalam pameran Titik Kritis di Biji World, Ubud.
Salah satu karya, dari Maghfiro Izzani Mauliana Ikwan, mengeksplorasi ketahanan pangan, mengangkat isu perubahan lahan kebun menjadi pabrik dan ironi di balik kebijakan impor beras yang dipengaruhi perubahan iklim.
Saat ditanya tentang kemungkinan IKLIM Fest diselenggarakan di lokasi lain, Asteriska menegaskan bahwa acara ini bisa dilakukan di mana saja, dengan syarat adanya dukungan dari penyelenggara acara yang dapat mewujudkan festival ramah lingkungan.
Camat Ubud, I Dewa Gde Pariyatna, menyampaikan apresiasi atas digelarnya IKLIM Fest dan menegaskan bahwa isu iklim harus terus diangkat, sehingga rekomendasi kebijakan dapat disusun.
Krisis iklim bukan lagi sekadar isu global, namun kenyataan yang harus dihadapi setiap negara, termasuk Indonesia. Dampaknya terasa dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari frekuensi bencana alam yang meningkat hingga kerusakan ekosistem.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu rata-rata di Indonesia meningkat sebesar 0,03°C per tahun dalam beberapa dekade terakhir, yang mengakibatkan dampak serius bagi ekosistem dan masyarakat.
Melalui sonic/panic Vol. 2, IKLIM menggunakan musik sebagai medium untuk menggerakkan kesadaran terhadap krisis iklim, mengajak masyarakat untuk bertindak, dan mengedukasi industri musik untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan.
Para musisi yang terlibat yakin bahwa musik memiliki kekuatan untuk menjangkau berbagai kalangan dan memotivasi aksi nyata dalam memerangi krisis iklim.
Dirilis oleh Alarm Records, label rekaman ramah lingkungan pertama di Indonesia, sonic/panic Vol. 2 menghadirkan 15 lagu dari musisi yang peduli terhadap isu perubahan iklim, di antaranya Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing, Voice of Baceprot, Asteriska, Matter Mos, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Jangar, LAS!, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris!. Dari berbagai kota seperti Jakarta, Makassar, Pontianak, Madiun, Malang, Bandung, Solo, Fakfak, hingga Denpasar, para musisi ini turut serta dalam gerakan lingkungan yang lebih besar.
Album sonic/panic Vol. 2 kini dapat dinikmati di berbagai platform streaming digital. Sebagai bagian dari peluncuran, IKLIM mengajak publik untuk ikut serta untuk mewujudkan praktik industri musik yang lebih ramah lingkungan dan mengadopsi langkah-langkah praktis untuk keberlanjutan bumi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam upaya mengimbangi jejak karbon (carbon offsetting) dari acara ini sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan, IKLIM Fest juga membagikan bibit pohon kepada para penonton. Bibit ini diharapkan dapat ditanam di rumah masing-masing sebagai bentuk partisipasi aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga: Rekomendasi Buku Tentang Perubahan Iklim, Bikin Makin Peduli Lingkungan!