Tingginya angka kebutaan akibat katarak menjadi ancaman serius di Indonesia. Sebagian penderita menghadapi kendala biaya untuk menjalani operasi katarak.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa hampir 80 persen kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Adapun, pada tahun 2024 Kementerian Sosial (Kemensos) mencatat bahwa Indonesia memiliki angka kasus katarak tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Dokter spesialis mata, Gina Sonia Fensilia Yolanda, mengonfirmasi bahwa katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa pada umumnya kasus katarak di Tanah Air disebabkan oleh faktor usia. Selain itu, terdapat faktor risiko lain yang dapat memicu katarak seperti trauma (jatuh atau benturan) serta penyakit sistemik tertentu.
"Katarak merupakan penyakit degeneratif. Namun, tidak menutup kemungkinan faktor risiko lain dari penyakit sistemik seperti hipertensi dan diabetes dapat mempercepat proses terjadinya katarak," katanya kepada Olenka di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Baca Juga: 5 Tips Ampuh Hilangkan Lingkaran Hitam dan Kembalikan Kesegaran Mata
Selain angka kasus yang tinggi, Dokter Gina menjelaskan bahwa rendahnya tingkat literasi masyarakat terhadap penyakit katarak juga menjadi permasalahan. Ia menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara penanganan yang tepat apabila menderita penyakit katarak.
"Kebanyakan masyarakat Indonesia kurang teredukasi tentang katarak. Seperti apa itu katarak, bagaimana proses terjadinya, dan apa yang harus dilakukan apabila terkena penyakit tersebut," paparnya.
Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap katarak berdampak pada minimnya penderita yang melakukan operasi. Padahal, secara medis hampir 95 persen lebih kasus katarak bisa diatasi melalui operasi.
Kemenkes memprediksi bahwa setiap tahun terdapat lebih dari 250.000 kasus baru katarak di Indonesia. Sementara itu, jumlah tindakan operasi katarak hanya sekitar 180.000 per tahun. Dengan demikian, terjadi penambahan backlog katarak sebanyak 70.000 kasus per tahun.
Oleh sebab itu, berbagai inisiatif untuk mengatasi permasalahan katarak di Indonesia tentu perlu mendapat apresiasi. Hal ini seperti yang dilakukan oleh PT Agincourt Resources melalui program Operasi Katarak Gratis yang telah dilakukan sejak tahun 2011 silam. Program tersebut telah tumbuh menjadi warisan dedikasi perusahaan dalam membangun kualitas hidup masyarakat di sekitar Tambang Emas Martabe.
Melihat Indah Dunia
Senior Manager Community Agincourt Resources, Christine Pepah, mengatakan bahwa kebutaan akibat katarak merupakan persoalan utama yang dihadapi oleh masyarakat Sumatera Utara, khususnya warga yang hidup di sekitar Tambang Emas Martabe. Ia menjelaskan, Agincourt Resources menghadirkan program Operasi Katarak Gratis bertajuk Buka Mata Lihat Indahnya Dunia guna membantu masyarakat penderita katarak yang terkendala biaya operasi.
"Kami menyediakan operasi katarak gratis terutama bagi mereka yang membutuhkan dan tidak punya biaya untuk melakukan operasi," katanya.
Christine Pepah menjelaskan, program ini telah memberi dampak nyata bagi masyarakat di Sumatera Utara. Ia mengisahkan, ada banyak testimoni dari peserta program yang mampu melihat dengan lebih baik setelah mengikuti operasi katarak gratis yang diadakan oleh Agincourt Resources.
Sebagai contoh, seorang penjual kopi berusia 40 tahun asal Angkola Selatan yang harus menggunakan kacamata dengan lensa minus 20 akibat menderita penyakit katarak. Keterbatasan penglihatan membuatnya hanya dapat berjualan di area terbatas. Setelah menjalani operasi katarak gratis, ia memiliki penglihatan lebih jelas sehingga mampu berjualan dengan menggunakan sepeda motor. Alhasil, ia mampu menjangkau area dagangan lebih luas. Kondisi tersebut turut meningkatkan pendapatan bagi keluarga.
"Ada juga guru mengaji yang tidak bisa melihat dengan baik. Tapi, setelah dioperasi kemudian dia bisa melihat sehingga bisa mengajar lagi," tuturnya.
Pada tahun ini, Agincourt Resources kembali menyelenggarakan program Operasi Katarak Gratis dengan target sebanyak 1.400 mata untuk dioperasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lima lokasi, yaitu Rumah Sakit Bhayangkara Batang Toru, RSUD Pandan, RSUD Sipirok, RS Mata Siantar, dan RS Mata Mencirim 77 Medan. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi yang erat dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pihak rumah sakit, kepolisian, hingga Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Agincourt Resources telah melaksanakan program ini sejak tahun 2011 lalu. Selama periode 2011 hingga 2024, program Operasi Katarak Gratis PTAR telah berhasil melakukan operasi pada 12.173 mata katarak dari 10.684 pasien.
Agincourt Resources menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat serta mendukung kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di setiap kelompok usia. Bagi perseroan, kesehatan masyarakat merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Selain melaksanakan program operasi katarak, Agincourt Resources juga secara konsisten menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan lain meliputi bidang pendidikan, pertanian, pengembangan UMKM, pembangunan infrastruktur, hingga layanan kesehatan terpadu melalui program dokter masuk desa dan penyediaan dokter spesialis.