Literasi merupakan kemampuan setiap individu dalam memahami informasi dan mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, literasi merupakan life skill yang penting dimiliki, salah satunya adalah literasi keuangan.

Sayangnya, Ancella Christy selaku CIPS Communication and Outreach Manager menjelaskan bahwa masih banyak lapisan generasi, termasuk generasi Z, yang belum sepenuhnya memahami pentingnya literasi keuangan dalam mendukung pengambilan keputusan di proses inklusi keuangan. Maraknya informasi yang tersedia secara digital juga tidak disertai dengan pemahaman yang komprehensif tentang produk keuangan.

Baca Juga: Upaya Bank Danamon Tingkatkan Literasi Keuangan di Indonesia

"Padahal, literasi atas berbagai produk keuangan yang tersedia adalah salah satu dasar perencanaan keuangan yang memungkinkan anggota generasi Z mengelola keuangan dan mencapai tujuan keuangan mereka ketika memasuki usia pekerja produktif," terang Ancella, dikutip Rabu (21/2/2024).

Demi meningkatkan kemampuan literasi masyarakat, terutama generasi Z yang dikenal sebagai digital savvy, pemanfaatan teknologi digital perlu digencarkan. Ancella menerangkan, literasi keuangan dapat diajarkan lewat aplikasi digital yang menyajikan informasi serta permainan yang menarik.

"Contoh konsep permainan pada literasi keuangan adalah tentang pentingnya melakukan pengaturan keuangan serta perencanaan anggaran untuk mewujudkan berbagai tujuan keuangan di masa depan, seperti melanjutkan pendidikan atau membeli rumah," jelasnya.

Terdapat beberapa permainan yang dirancang untuk mengajarkan literasi keuangan, seperti Cashflow, Money Bags, dan Beruang. Permainan-permainan ini biasanya berupa board game yang dapat diikuti beberapa peserta. Selain board game, juga terdapat sarana pembelajaran literasi keuangan dengan menggunakan aplikasi, misalnya Sikapi Uangmu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Whiz.

Sikapi Uangmu berfokus pada literasi keuangan digital, sedangkan Whiz merupakan aplikasi keuangan yang ditujukan bagi anak dan remaja. Sementara itu, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) juga telah mengembangkan aplikasi digital berbasis Android, yaitu Monetory.

"Dalam permainan Monetory ini, pemain tinggal memilih tujuan keuangan yang diinginkannya untuk jangka waktu singkat, menengah, atau panjang, seperti untuk liburan, membeli rumah sampai menabung untuk pernikahan," terang Ancella.

Baca Juga: Olenka Gelar Gerakan Literasi Indonesia Gemar Membaca sejak Dini untuk Tingkatkan Minat Baca

Dia merinci, cerita akan terdiri dari rangkaian skenario kehidupan sehingga pemain bakal memilih keputusan keuangan dari opsi yang disediakan di setiap skenario. Pada akhirnya, pengguna akan dapat memahami apakah rangkaian keputusan yang diambilnya telah membuatnya mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.

Dengan permainan semacam itu, pengguna diharapkan dapat lebih memahami cara mengatur keuangan mereka, seperti perencanaan keuangan pribadi, melakukan budgeting, menabung dan berinvestasi, serta tata kelola utang, baik produktif maupun konsumtif. Kemampuan yang dimiliki akan membantu individu mempersiapkan kebutuhan finansial mereka di masa depan.

"Literasi membantu memastikan bahwa orang bertanggung jawab atas keputusan keuangan yang diambilnya, memahami cara menghindari kesalahan dalam memilih produk keuangan, dan pengambilan keputusan yang memengaruhi tujuan keuangannya di masa depan," tutup Ancella.