Dalam momentum Hari Kesehatan Mental Dunia, L’Oréal Indonesia menggelar acara Beauty That Moves bertema Mental Health Matters. Acara ini menjadi ajang diskusi mengenai isu kesehatan mental, hubungan antara kecantikan dan kesejahteraan psikis, serta berbagai inisiatif perusahaan untuk memperkuat dukungan terhadap kesehatan mental di lingkungan kerja dan masyarakat.
Data WHO memproyeksikan gangguan kecemasan dan masalah kesehatan mental berpotensi menjadi pandemi global pada 2030. Di Indonesia, hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) mencatat 34,9% atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami gangguan kesehatan mental, menunjukkan tingginya urgensi penanganan di bidang ini.
Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel, menegaskan bahwa kecantikan dan kesehatan mental memiliki hubungan yang saling mendukung.
“Keinginan untuk looking good melalui produk kecantikan erat kaitannya dengan kebutuhan untuk feeling good. Kecantikan memiliki kekuatan menenangkan, melindungi, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri,” ujarnya.
Berdasarkan survei NielsenIQ 2025, sebanyak 69% konsumen Indonesia kini menilai kesehatan mental lebih penting dibanding lima tahun sebelumnya. Namun, 48% di antaranya masih menghadapi hambatan dalam mengakses layanan dukungan profesional akibat biaya, stigma, dan akses yang terbatas.
Menjawab kondisi tersebut, L’Oréal Indonesia menghadirkan berbagai program yang sejalan dengan visinya, Create the Beauty that Moves the World. Melalui pendekatan ilmiah dan inovasi sosial, perusahaan berupaya memperkuat ketangguhan mental karyawan, mitra bisnis, hingga konsumen.
Dalam lingkup internal, L’Oréal menjalankan sejumlah program seperti Share & Care, Recharge Week, dan Simplicity 2, yang dirancang untuk mendorong keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Program ini menekankan budaya kerja efisien, jam kerja sehat, serta ruang bagi karyawan untuk beristirahat dan mengatur prioritas.
Selain itu, perusahaan juga meluncurkan Employee Assistance Program yang menyediakan akses konsultasi gratis dan rahasia dengan profesional, termasuk psikolog, pelatih kebugaran, dan ahli gizi. Karyawan juga dapat memanfaatkan layanan Careline 24/7 serta modul kesehatan digital melalui aplikasi Naluri.
Tak hanya bagi karyawan, L’Oréal memperluas dukungan ke ekosistem bisnis, terutama bagi para penata rambut yang rentan mengalami stres kerja. Melalui program global Head Up, lebih dari 2.300 hairdresser di Indonesia telah menerima pelatihan dan pendampingan terkait kesehatan mental.
Baca Juga: Alim Markus: Jaga Kesehatan dengan Olahraga dan Tidur yang Cukup
Untuk konsumen, Maybelline, salah satu brand di bawah naungan L’Oréal, menghadirkan inisiatif Brave Together yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan penghapusan stigma terhadap isu kecemasan dan depresi. Bersama platform KALM, program ini telah menjangkau lebih dari 100.000 orang melalui pelatihan dan sesi konseling rahasia tanpa biaya.
Melanie Masriel menutup dengan menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga kesehatan mental.
“Isu kesehatan mental tidak bisa diselesaikan sendiri. Diperlukan peran aktif dari individu, perusahaan, dan masyarakat untuk mengatasi tantangan berupa stigma, biaya, dan akses. Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak,” pungkasnya.