Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melaporkan bahwa ada 154.082 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam kurun periode 1 Januari hingga minggu ke-27 di tahun 2024. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi menyampaikan bahwa angka tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan total kasus DBD pada 2023.

Dari seluruh kasus hingga minggu ke 27 tersebut, 916 di antaranya mengakibatkan kematian. Selain itu, Kota Bandung tercatat menjadi kota dengan jumlah kasus DBD terbanyak nasional, yakni mencapai 5.489 kasus. Selanjutnya, Kabupaten Tangerang menduduki posisi kedua yaitu dengan total 3.400 kasus. Terkait kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok umur 5 hingga 14 tahun merupakan yang paling rentan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus ini terus meningkat dan menyerang anak-anak, salah satunya faktor lingkungan sekitar serta daya tahan tubuh yang masih belum sekuat orang dewasa. Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak RS UNS, dr. Debby Andini Landiasari, Sp.A.

Baca Juga: Puluhan Petugas KPPS Tewas di Pemilu 2024, Kemenkes Target Nol Kasus di Pemilu Mendatang

"Karena memang daya tahan tubuh anak masih belum sekuat orang dewasa dan anak-anak cenderung sering berada di dalam ruangan. Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi pembawa virus dengue sering berada di dalam ruangan terutama ruangan yang gelap dan lembab. Bagi anak yang sudah lebih besar, biasanya dapat terjangkit DBD saat bermain di lingkungan sekolah atau di taman. Karena nyamuk Aedes aegypti dapat terbang sejauh 200-meter dan menggigit anak-anak di cakupan lingkungan tersebut,” jelasnya melalui keterangan pers yang diterima Olenka pada Sabtu (20/07/2024).

Dalam rangka menekan angka kasus DBD, MY BABY sebagai merek kepercayaan para Ibu selama hampir 40 tahun turut mengambil peran melalui MY BABY Momversity goes to Bandung dan Tangerang untuk melakukan aksi nyata berupa Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk. MY BABY mengajak ribuan keluarga untuk melakukan aksi pencegahan DBD yaitu melalui edukasi dan penerapan 3M Plus disertai dengan pengasapan (fogging) serta pemberian produk MY BABY dan bubuk larvasida. 

Penerapan 3M Plus meliputi: menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kemudian berikutnya, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Selain itu, mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat kembang biak nyamuk. Selain 3M, Plus adalah dengan mengoleskan MY BABY Minyak Telon Plus sebagai perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Penyakit dengan Kematian Tertinggi, Ini 5 Makanan dan Minuman yang Wajib Dihindari Penderita Diabetes

“Risiko kematian yang ditimbulkan penyakit DBD merupakan hal serius yang bisa kita cegah. MY BABY berinisiatif meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya langkah pencegahan dan berkontribusi nyata untuk menekan angka kasus DBD melalui MY BABY Momversity goes to Bandung dan Tangerang berupa aksi nyata Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk yang dilakukan untuk ribuan keluarga," kata Winny Yunitawati, Managing Director Brand Investment & Consumer Engagement MY BABY.

"Selain itu, MY BABY sebagai merek minyak telon plus no. 1 di Indonesia yang dipercaya 9 dari 10 ibu di Indonesia, terus berkomitmen menemani keluarga dalam memberi perlindungan optimal dari gigtan nyamuk dengan penerapan 3M Plus dan menghadirkan produk berkualitas seperti MY BABY Minyak Telon Plus yang mampu mencegah gigitan nyamuk hingga 12 jam,” tutupnya.