Perjalanan Karier Sherly Tjoanda
Sebelum menjabat sebagai Gubernur Maluku Utara, Sherly adalah mitra setia mendiang suaminya dalam bisnis dan politik. Bersama Benny Laos, Sherly menjalankan bisnis hotel, PT Bela Group, dan menjabat sebagai direktur.
Kiprahnya juga merambah sektor pertambangan di Maluku Utara. Sherly tercatat terlibat dalam PT Amazing Tabara dengan konsesi emas seluas 4.655 hektare di Pulau Obi, Halmahera Selatan, serta PT Indonesia Mas Mulia (IMM) yang mengelola tambang emas di Bacan Barat Utara dengan luas konsesi 4.800 hektare dan sempat disorot karena isu izin HPH.
Di sektor nikel, ia menjabat sebagai komisaris utama PT Karya Wijaya dengan kepemilikan 30% saham di lahan seluas 500 hektare di Pulau Gebe, Halmahera Tengah. Namanya juga dikaitkan dengan PT Bela Sarana Permai yang bergerak di tambang pasir besi, serta PT Bela Kencana di sektor tambang nikel, meski detail konsesinya tidak banyak dipublikasikan.
Baca Juga: Dwina Septiani Wijaya Puji Sosok Retno Marsudi sebagai Inspirasi Kepemimpinan Perempuan
Selain di dunia usaha, Sherly juga aktif berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Pengurus Perwosi Pusat (2018-2022), Ketua Umum Forikan Kabupaten Pulau Morotai (2018-2022), Bunda PAUD Kabupaten Pulau Morotai (2017-2022), hingga Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Maluku Utara (2022-2027).
Ia juga memimpin Yayasan Bela Peduli yang fokus memberikan bantuan bagi anak yatim dan masyarakat kurang mampu. Perjalanan politiknya dimulai setelah kepergian suaminya, Benny Laos, yang meninggal dunia akibat kecelakaan perahu cepat pada 12 Oktober 2024.
Pada Pilgub Maluku Utara 2024, Sherly maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Sarbin Sehe. Diusung oleh delapan partai politik, ia berhasil meraih suara terbanyak dan kini resmi menjabat sebagai Gubernur Maluku Utara periode 2025-2030.