Menteri BUMN Erick Thohir memiliki pandangan tersendiri mengenai kunci dari sebuah kesuksesan. Menurutnya, setiap orang tua yang mendambakan kesuksesan bagi anak-anaknya, tentu akan memberikan pendidikan yang terbaik agar sang buah hati tumbuh menjadi individu dengan karakter yang baik.
Namun menurut Erick Thohir, pintar saja tak cukup untuk menjadi orang sukses. Katanya, kunci dari sebuah kesuksesan tak lain adalah karakter yang dimiliki oleh setiap individu. “Karakter menjadi kunci. Kepintaran tanpa empati, tanpa karakter juga tidak baik,” ujarnya seperti Olenka kutip, Selasa (3/12/2024).
Lanjut Erick, hal itu pula yang mendasari AKHLAK menjadi core value yang masih ada hingga saat ini di BUMN sebagai badan yang menjadi kekuatan besar ekonomi Tanah Air. Kata Erick, AKHLAK merangkum semua hal yang berkaitan di dalam karakter baik.
“Contoh A, Amanah. Kalau kita sebagai pemimpin, itu sebenarnya kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT atau siapa pun, apa rakyat atau pimpinan, dipercayakan kepada kita itu harus dijaga. Namanya juga amanah, bukan kekuasaan,” tutur Erick.
Baca Juga: Siap-Siap!! Erick Thohir Akan Rombak Direksi dan Komisaris BUMN
“Karena biasanya , kalau kita berbicara kekuasaan, akhirnya korup, karena power. Tetapi kalau Amanah itu kan mem-balance antara kekuasaan dengan empati, itu yang kita coba,” tambahnya.
Selain amanah, di dalam AKHLAK jug ada core Adaptif. Di mana, setiap individu — pun seorang pemimpin — harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Selanjutnya, ada pula core Kolaborasi di. Kata Erick, dalam membangun suatu ekosistem eknomi yang inklusif harus mampu berkolaborasi di dalamnya. Kolaborasi berarti bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pengusaha daerah dan perusahaan kecil, untuk menciptakan manfaat yang luas dan berkeadilan.
Baca Juga: Erick Thohir: Growth Mindset Saja Tak Cukup, Harus Bergaul!
“Bukan hanya membangun ekosistem BUMN sehingga menjadi kekuatan sendiri yang akhirnya membunuh juga pengusaha daerah ataupun perusahaan-perusahaan kecil di daerah,” kata Erick.
“Kita tidak mau BUMN ini menjadi menara gading yang enak dipandang tapi keras dipegang,” imbuhnya.