Tepat hari ini, 29 Mei 2025, diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional. Momen ini dimanfaatkan oleh Nestlé Boost Optimum untuk kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung lansia agar dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan aktif. 

Melalui program “Bakti Sepanjang Usia: Membangun Komunitas Peduli Lansia,” Nestlé menggandeng berbagai pihak lintas sektor, mulai dari PP PERGEMI, puskesmas, hingga komunitas lansia untuk bersama-sama membangun lingkungan yang lebih peduli dan inklusif bagi para lanjut usia.

“Kami kembali menegaskan komitmen untuk menginspirasi kaum lansia agar menjalani kehidupan yang lebih sehat dan aktif melalui program Bakti Sepanjang Usia: Membangun Komunitas Peduli Lansia. Acara ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dari berbagai pihak. Kami berharap program ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para lansia di Indonesia,” ujar Business Executive Officer Nestlé Health Science, Erfin Suraida, dalam Health Talk Show inspiratif  di Taman Ismail Marzuki, Rabu (28/5/2025).

Setiap tahun, Nestlé Boost Optimum secara konsisten mendorong lansia untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan berkelanjutan guna mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan aktif. Namun, pihaknya memahami bahwa aktivitas fisik saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan emosional lansia. 

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Positif Covid-19 Ketiga Kalinya: Ini Sederet Tanda Peringatan yang Harus Diwaspadai pada Lansia

Fokus tersebut bukan tanpa alasan. Malnutrisi pada lansia sering kali dipicu oleh berbagai faktor, seperti usia, penyakit, dan kondisi hidup yang penuh keterbatasan. Khususnya bagi lansia yang tinggal sendiri, minimnya dukungan keluarga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan gizi harian mereka. 

Survei Nestlé Boost Optimum terhadap 1.000 lansia di Jakarta, Surabaya, dan Medan mengungkap bahwa separuh dari responden berharap bisa bertemu keluarga setidaknya seminggu sekali. Sayangnya, hanya 40% dari harapan itu yang benar-benar terwujud, dengan pertemuan yang umumnya hanya terjadi saat hari raya atau liburan panjang. 

Kesenjangan dalam interaksi sosial ini dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan emosional lansia. Oleh karena itu, keterlibatan keluarga dan komunitas sangat krusial untuk meningkatkan kualitas hidup lansia serta mengatasi isu malnutrisi secara menyeluruh.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh! Ini 6 Tanda Hipertensi di Usia 30-an yang Sering Diabaikan

“Tahun ini, kami menargetkan 4.000 lansia di daerah Jabodetabek, Medan, dan Surabaya dalam program Bakti Sepanjang Usia untuk menginspirasi mereka agar terus semangat menjalani hidup yang sehat dan produktif. Program ini menghadirkan berbagai kegiatan aktif dan inklusif, seperti senam pagi serta health talk show inspiratif bersama para ahli. Melalui interaksi sosial dan kebersamaan dengan keluarga maupun komunitas, kami berharap dapat memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan lansia secara holistik,” imbuh Erfin Suraida.

Selain Health Talkshow, sebanyak 150 lansia hadir mengikuti beragam aktivitas yang aktif dan inklusif, antara lain senam sehat bagi komunitas lansia, membagikan Nestlé Boost Optimum dingin disertai pemeriksaan kesehatan, antara lain BMI, kekuatan otot, tensi darah, serta sepeda statis untuk membantu mobilitas dan kesehatan sendi yang sangat penting bagi lansia untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, S.T., MIDS, turut mengapresiasi komitmen Nestlé Boost Optimum yang secara konsisten menyelenggarakan program bagi lansia sejak 2022. Inisiatif program “Bakti Sepanjang Usia: Membangun Komunitas Peduli Lansia” dinilai sejalan dengan upaya mendukung Strategi Nasional Kelanjutusiaan (Perpres No. 88 Tahun 2021). 

Seiring bertambahnya usia, lansia menghadapi masalah kesehatan kronis dan penurunan fungsi fisik. Kondisi ini menurunkan kualitas hidup lansia, dan jika tidak diatasi, akan semakin meningkatkan beban keluarga dan sistem kesehatan nasional. Mengingat tantangan lansia meliputi aspek fisik, mental, dan sosial, termasuk risiko malnutrisi dan isolasi pendekatan lintas sektor melalui edukasi, penguatan komunitas, dan inovasi sangat diperlukan. 

“Namun, keberhasilan ini hanya dapat dicapai melalui kerja sama antara pemerintah, keluarga, komunitas, dunia usaha, dan media, agar lansia Indonesia memiliki akses terhadap gizi, layanan kesehatan, aktivitas sosial, dan fasilitas publik yang inklusif sehingga mereka tetap aktif dan berdaya hingga akhir hayat,” tutur Woro.

Baca Juga: 6 Rahasia Anti-Penuaan untuk Wanita usia 30+

Inisiatif ini juga mendapat dukungan dari Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PP PERGEMI). Pembina PP PERGEMI Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM menjelaskan, meningkatnya populasi lansia membawa tantangan kompleks. Mulai dari penyakit kronis, malnutrisi, penurunan fungsi fisik dan kognitif, hingga masalah kesepian. Sehingga,  diperlukan pendekatan multidisiplin dan multisektor yang melibatkan edukasi masyarakat, penguatan komunitas, serta intervensi berbasis keluarga. 

“Panjang usia saja tidak cukup, sehingga yang perlu diperjuangkan adalah lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan berkualitas. Program ini menjadi contoh baik sinergi antara pemerintah, swasta, komunitas, dan tenaga kesehatan untuk menciptakan lingkungan yang peduli lansia serta meningkatkan akses informasi dan jejaring yang mendukung kualitas hidup mereka secara menyeluruh,” imbuhnya.