Dari tanah Sumatera Barat, tepatnya di daerah Pasaman Barat, berdiri sebuah UMKM dengan nama CV Surya Agro Nusantara yang baru saja mengekspor satu kontainer lidi sawit ke India sejumlah 25 ton pada Jumat, 25 April 2025. Bukan yang pertama kalinya, pelepasan tersebut merupakan pengiriman ekspor yang ke-6 kalinya oleh Surya Agro Nusantara di tahun ini dengan tujuan India dan Nepal.
Alumni Inkubasi Bisnis UKMK Sawit BPDP
Salah satu pendiri sekaligus CEO CV Surya Agro Nusantara, Muhammad Abdu Shadli, menceritakan bahwa kesuksesan bisnisnya menjadi eksportir lidi sawit bermula dari program Inkubasi Bisnis UKMK Sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) di tahun 2021. Dalam program tersebut, BPDP memberikan pelatihan dan pendampingan rutin agar UMKM bisa melakukan ekspor. Sementara itu, lidi sawit merupakan hasil riset antara BPDP dengan Universitas Andalas (Unand).
Baca Juga: BPDP Tegaskan Pesan Berantai Dana Beasiswa Sawit Ditunda Akibat Efisiensi Adalah Hoax!
"Surya Agro Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di kegiatan ekspor komoditas pertanian. Didirikan oleh 5 orang, anak muda semua, putra daerah Sumatera Barat. Setelah mengikuti kegiatan Inkubasi Bisnis UKMK Sawit BPDP di tahun 2021, kami mulai memanfaatkan limbah lidi sawit sebagai komoditas ekspor," ucap Shadli kepada Olenka secara daring, dikutip Rabu (30/4/2025).
Manfaatkan Digitalisasi dan Berdayakan Ribuan Petani
Menurut Shadli, langkah awal yang perusahaannya lakukan untuk mendapatkan pembeli adalah dengan melakukan analisis pasar. Setelah perusahaan menetapkan target negara tujuan, barulah mereka mencari pembeli yang ternyata dapat dilakukan secara daring.
"Setelah melakukan analisis pasar dan mendapatkan target negara tujuan ekspor, seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan sebagainya, kami cari sumber di mana tempat si importir ini berkumpul. Untuk komoditas lidi sawit ini, ternyata sederhana, kami hanya perlu mencari buyer di Facebook, sosial media. Di situ sudah berkumpul banyak prospect buyer yang membutuhkan lidi sawit dari Indonesia," tegasnya.
Shadli melanjutkan, "Setelah kami memastikan legalitas importir, negosiasi kami lakukan secara daring juga. Kami kirim beberapa contoh foto dan video produk. Ketika sudah cocok harga, langsung kami terbitkan invoice. Berbeda dengan komoditas lainnya yang terkadang butuh draf MoU, proses negosiasi lidi sawit cukup simpel dan ringkas. Namun, beberapa pembeli lidi sawit kami justru langsung datang ke Indonesia. Pembeli dari Nepal dan India itu datang ke Indonesia."
Surya Agro Nusantara juga menyediakan website yang dapat dikunjungi pembeli. Dalam laman suryaagronusantara.com, tersedia informasi produk pertanian yang dijual Surya Agro Nusantara. Terkait harga jual, lidi sawit di market internasional saat ini berkisar US$390-400 per metric ton untuk market India dan US$385-450 per metric ton untuk market Pakistan. Sama seperti di Indonesia, lidi sawit tersebut digunakan sebagai alat kebersihan masyarakat India. Melihat populasi masyarakat India yang sangat banyak, Shadli melihat besarnya potensi lidi sawit di pasar internasional.
Sementara itu, kebermanfaatan ekonomi dari ekspor lidi sawit untuk ribuan petani sawit di Indonesia diperkirakan mencapai Rp400 juta sampai dengan Rp800 juta sebulan. Abdu Shadli menerangkan, lidi sawit yang diekspor perusahaannya berasal dari ribuan petani sawit di Kab. Pasaman Barat. Petani-petani tersebut akan mengumpulkan pelepah daun sawit yang dijatuhkan setiap kali panen. Setelah itu, para petani akan meraut lidi sawit dan menjemurnya sebelum dijemput oleh tim dari Surya Agro Nusantara.
"Masyarakat Pasaman Barat saat ini mampu menghasilkan 100–200 ton per bulan. Dengan harga lidi sawit di tingkat petani sekitar Rp4.000/kg, diperkirakan perputaran ekonomi di Pasaman Barat dari produksi lidi sawit ini mencapai Rp400 juta sampai dengan Rp800 juta sebulan," terangnya.
Baca Juga: Potensi Besar Pengembangan Bionergi di Indonesia, Tak Hanya dari Sawit
Pesan untuk Calon Eksportir
Muhammad Abdu Shadli berpesan kepada generasi muda Indonesia untuk tidak takut mencoba. Menurutnya, memasuki pasar internasional dengan menjadi eksportir bukanlah hal yang mustahil. Pertama yang harus dilakukan, ujarnya, adalah mencari mentor.
"Ekspor bukanlah hal yang mustahil, tapi tidak sesimpel yang dipikirkan. Rekomendasi untuk siapapun anak muda yang tergerak hatinya ingin fokus di dunia perdagangan internasional, dalam hal ini ekspor, saran saya, pertama itu adalah mencari mentor," tegasnya.
Selain itu, para anak muda diminta mengikuti pelatihan-pelatihan yang memberikan ilmu seputar kegiatan bisnis yang akan dijalankan. Salah satunya ialah program Inkubasi Bisnis UKMK BPDP yang pernah diikuti oleh Abdu Shadli.
"Sebagai alumni Inkubasi Bisnis UKMK BPDP, kami berterima kasih kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan yang sudah memberikan kesempatan kepada Surya Agro Nusantara ikut dalam kegiatan pelatihan inkubasi yang dilaksanakan pada tahun 2021. Kegiatan tersebut berefek positif kepada perusahaan kami untuk terus bergerak maju dengan niat berkontribusi untuk daerah," pungkasnya.