Gaya Parenting Sofi Mendidik Anak di Era Gadget

Lebih lanjut, Sofi juga menceritakan bagaimana ia membesarkan anak-anaknya di tengah perkembangan teknologi dan tanggung jawab sebagai profesional dan pendidik.

Sofi menyadari bahwa anak-anak zaman sekarang hidup dalam dunia yang dikelilingi oleh teknologi dan perangkat digital. Ia tidak memungkiri bahwa tantangan dalam membatasi penggunaan gadget sangatlah nyata.

Namun, ia memilih pendekatan yang seimbang. Menurutnya, yang terpenting bukanlah pelarangan total, melainkan memperkenalkan teknologi secara bertahap dan terarah.

“Saya tidak memperkenalkan handphone kepada anak saat balita,” ujar Sofi.

Sebaliknya, ia lebih mengutamakan kegiatan aktif (activity-based) agar anak mengenal dunia secara langsung, bukan hanya melalui layar. Prinsip yang ia pegang adalah menghargai proses, bukan memaksakan hasil.

Sofi mengatakan, anak-anaknya selalu diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing, sejauh tetap berada dalam koridor nilai dan tanggung jawab.

Hasilnya pun tak mengecewakan. Anak-anaknya kini telah bekerja di perusahaan-perusahaan besar seperti Astra, Bank Indonesia, dan Amazon Web Services.

Menurut Sofi, capaian tersebut bukan semata karena dorongan orang tua, tetapi usaha keras dan ketekunan anak-anaknya sendiri.

“Zaman sekarang, untuk mendapatkan pekerjaan itu berdarah-darah. Mereka harus belajar keras,” katanya.

Bagi Sofi, latar belakang pendidikan tetap menjadi aspek fundamental dalam meraih peluang di era modern. Ia pun menutrukan selalu menekankan kepada seluruh anaknya tentang pentingnya menjaga indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal tiga, bukan sekadar sebagai angka, tetapi sebagai refleksi komitmen dan keseriusan dalam belajar.

Namun, ia juga membuka ruang pemikiran bahwa pendidikan formal bukanlah satu-satunya jalan.

"Kalau kamu mau jadi pengusaha, ya silakan. Tapi tetap perlu dasar," jelasnya.

Ia menyadari bahwa peran orang tua bukan memaksakan kehendak, melainkan menyediakan batas dan arahan agar anak-anak memahami konsekuensi pilihan mereka.

Sofie juga menyadari bahwa mengajar anak-anak tidak selalu berarti memaksakan prestasi yang tinggi, tetapi lebih kepada bagaimana mereka bisa menikmati proses belajar dan tumbuh. Dengan kebebasan tersebut, anak-anak bisa mengejar prestasi mereka sendiri, dengan pilihan yang mereka sukai.

"Saya tidak memaksakan mereka untuk mengikuti jejak kakak-kakaknya. Saya ingin mereka menemukan jalannya sendiri,” tandasnya.

Baca Juga: Kunci Sukses Editha Thalia Desiree Membangun Tim yang Solid di Industri Asuransi