“Maka dari situ kita harus mengulang semuanya dari awal. Mulailah kita kecil-kecilan dari garasi rumah, awalnya kita berjualan sprei dan bed cover. Dan berkembang terus pelan-pelan sampai saat ini. Kita memiliki di atas 100 karyawan dan memberdayakan mungkin penjahit lebih dari 200-500 orang,” ceritanya.
Perjalanan panjang Kintakun dalam posisinya sebagai salah satu merek yang diingat oleh masyarakat saat ini, tidak dapat dicapai dalam waktu singkat. Melalui kombinasi branding, kampanye, inovasi, dan kolaborasi terus dilakukan hingga Kintakun berhasil memperluas pengenalan produk secara efektif dan membangun koneksi yang baik dengan mitra dan konsumen.
“Yang menjadi kunci sukses untuk Kintakun menurut saya itu kita perlu berinovasi dari segi produk. Kita ingin menyediakan produk yang terbaik untuk konsumen. Maka dari itu kita terus mengeluarkan inovasi-inovasi produk, termasuk dari kami itu ada yang namanya teknologi-teknologi dari pabrik-pabrik bedding yang membantu kita merasa lebih nyaman,” tutur Vincent.
Baca Juga: Kisah Pendiri Pisang Goreng Madu Bu Nanik Merintis Bisnis Kuliner
Diakui Vincent, saat ini Kintakun menggunakan hybrid teknologi dalam proses produksi. Di mana, teknologi tersebut membantu bahan baku yang dipakai Kintakun lebih menyerap air, sehingga terasa lebih nyaman dan dingin saat digunakan.
Selain itu, Kintakun juga terus berinovasi dengan mengeluarkan produk yang affordable dan berkualitas. Meskipun ada produk dengan harga yang relatif tinggi, hal itu sesuai dengan kualitas yang mereka berikan. Kintakun memastikan, produk miliknya sangat affordable bagi masyarakat Tanah Air.
“Jadi kalian boleh lihat produk Kintakun dari yang sangat murah sampai yang mahal kita tersedia,” tukasnya.