Hidup di bawah garis kemiskinan, tidak membuat Gardner mudah putus asa. Ia selalu ulet dalam bekerja, hingga pada suatu waktu mengalami kemajuan pesat dalam pekerjaannya.

Hidup Gardner sedikit mulai ada perubahan setelah diangkat sebagai karyawan usai menyelesaikan masa magangnya di perusahaan Dean Witter Reynolds (DWR). Hingga akhirnya, Gardner memiliki penghasilan yang cukup dan mampu menyewa rumah untuknya dan sang putra.

Sejak saat itu, karier Gardner juga ikut melesat. Sampai-sampai, ia berhasil mendirikan sebuah perusahaan investasi yang diberi nama Gardner Rich &Co.

Gardner Rich & Co bermula dibangun di sebuah apartemen kecil yang bermodalkan perabotan sederhana. Perusahaan yang didirikan Gardner bergerak di bidang penanganan utang-piutang, ekuitas dan transaksi berbagai produk-produk ekonomi lainnya. 

Berkat kerja kerasnya, Gardner pun berhasil mengembangkan perusahaan miliknya hingga akhirnya menjual kepemilikan sahamnya di perusahaan pada 2006 silam. 

Saat usianya menginjak 62 tahun, kekayaan Gardner begitu melimpah. Sekitar USD 60 juta atau lebih dari Rp800 miliar, harta kekayaan yang dimiliki seorang mantan tunawisma. 

Kini, Gardner tengah menikmati usaha dan kerja kerasnya selama ini sampai bisa keliling dunia sebagai seorang motivator. Bukan hanya itu, ia juga tercatat sebagai donatur dan mensponsori sejumlah badan amal untuk para tunawisma, serta organisasi-organisasi yang menentang kekerasan terhadap perempuan.

Perjalanan hidup Gardner ternyata menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sampai-sampai, kisah pelik hidupnya pun diangkat menjadi sebuah film. Film dengan judul The Pursuit of Happyness dirilis pada 2006 silam, dan Will Smith dinominasikan sebagai Aktor Terbaik Oscar untuk perannya sebagai Gardner dalam film tersebut.

"Saya melewati penderitaan sebagai seorang anak jadi saya tidak ingin anak-anak saya mengalaminya," kata Gardner kepada BBC. "Saya membuat keputusan saat saya berusia lima tahun, sehingga anak-anak saya akan tahu siapa ayah mereka.”

"Saya meraih keberhasilan sesudahnya, karena saya membuat keputusan tepat,” imbuh Gardner.