Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009–2014, Ignasius Jonan, mengisahkan pengalaman dirinya ketika ditawari untuk memimpin maskapai Garuda Indonesia pada Januari 2013 silam. Pada saat itu, ia masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Waktu ditanya, 'Pak Jonan mau nggak kalau dipindah ke Garuda?' Iya, Garuda," ungkap Jonan menirukan tawaran yang diberikan kepadanya, dilansir pada Senin, 13 Oktober 2025.

Ignasius Jonan menuturkan, tawaran memimpin Garuda Indonesia disampaikan oleh Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia periode 2009–2014, Bambang Susantono. Ia kemudian mempertanyakan apakah permintaan tersebut merupakan sebuah perintah atau sebuah pilihan.

Baca Juga: Pesan Ignasius Jonan: Leader Jangan Kambing Hitamkan Karyawan

Selanjutnya, ia memutuskan untuk meminta arahan kepada Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan, dengan mengajukan pertanyaan serupa. Dahlan Iskan menjelaskan bahwa tawaran untuk memimpin Garuda Indonesia merupakan sebuah pilihan, bukan perintah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Jonan memilih untuk tetap memimpin KAI karena ingin menuntaskan proses transformasi yang telah ia rintis sejak tahun 2009 lalu. Ia menolak tawaran untuk memimpin Garuda Indonesia meskipun ditawari kompensasi gaji yang lebih besar dibandingkan posisinya di KAI.

"Saya bilang, saya ingin transformasi di kereta api itu terus (berlanjut). Ini di kereta api belum selesai," tegas Jonan lagi.