Ahli bedah saraf terkemuka, Prof Eka Julianta Wahjoepramono, mengisahkan pengalamannya selama lebih dari tiga dekade berkarier di bidang bedah saraf.
Prof Eka mengungkapkan bahwa dalam perjalanan kariernya, ia pernah menghadapi kegagalan saat melakukan operasi otak. Ia menjelaskan bahwa kegagalan tersebut terjadi ketika kondisi pasien mengalami penurunan pasca-operasi.
"Kegagalan itu pernah terjadi. Yang saya maksud gagal itu belum tentu mati, ya tapi hasil operasi lebih jelek daripada sebelum operasi," ungkap Prof Eka dilansir Olenka pada Kamis (4/12/2025).
Baca Juga: Memahami Faktor Penuaan Otak dan Cara Memperlambatnya
Sebagai contoh, ia menyebut salah satu kasus operasi tumor di area batang otak yang menyebabkan pasien mengalami perdarahan setelah tindakan bedah otak.
"Jadi itu ya, tidak ada seorang pun yang bisa totally 100% berhasil dalam hidupnya. Kejadian itu yang saya anggap gagal bagi saya. Jadi after surgery lebih jelek daripada before surgery," tambahnya lagi.
Berdasarkan catatan Olenka, Prof Eka pertama kali melakukan pembedahan pada area batang otak sekitar 24 tahun lalu, tepatnya pada 20 Februari 2001. Kala itu ia melakukan operasi terhadap seorang pasien bernama Ardiansyah yang didiagnosis menderita tumor kavernoma.