Kisah Lapangan Golf BSD dan Keberanian Budiarsa
Bagi Ciputra, mimpi besar adalah awal dari semua pencapaian. Ia selalu percaya, impian setinggi apa pun layak diperjuangkan. Begitu pula saat ia menyaksikan mimpi tinggi sang menantu, Budiarsa, dalam membangun BSD.
“Mimpi Budiarsa begitu tinggi. Namun, saya salut karena ia merawat mimpi itu. Sama seperti saat saya membangun lapangan golf di Pondok Indah atas bantuan Robert Trent Jones Jr. Mimpi itu toh jadi kenyataan. Jadi, saya tidak meremehkan mimpi Budiarsa,” tutur Ciputra.
Saat itu, Budiarsa memiliki keinginan besar untuk menghadirkan lapangan golf bertaraf internasional di BSD, demi menaikkan gengsi kawasan dan menarik perhatian publik. Ia pun memboyong istri dan anak-anaknya ke Amerika Serikat.
Rina, istri Budiarsa serta anak-anak mereka diantar lebih dulu ke Hawaii. Setelah memastikan keluarganya nyaman, Budiarsa melanjutkan perjalanan menuju Palm Beach, tempat Jack Nicklaus berada.
Dengan tekad kuat, Budiarsa mencoba menemui Jack Nicklaus tanpa janji terlebih dulu. Namun, ia hanya berhasil bertemu dengan Vice President of Marketing perusahaan Jack. Kepada sang VP, Budiarsa menjelaskan mimpinya membangun lapangan golf di BSD. Sang VP sempat tertawa kecil mendengar keberanian Budiarsa, namun ia berjanji akan mengusahakan pertemuan tersebut.
Hari pertama gagal. Hari kedua, Budiarsa hanya dipertemukan dengan Senior Vice President. Meski demikian, ia tidak menyerah. Pada hari ketiga, akhirnya kesempatan itu tiba. Budiarsa berhasil bertemu langsung dengan Jack Nicklaus.
Dengan menepis rasa gugup, Budiarsa menjelaskan dengan gamblang tentang BSD, ribuan hektare lahan yang sedang dibangun menjadi kota mandiri, dan pentingnya kehadiran lapangan golf kelas dunia untuk menumbuhkan reputasi kawasan tersebut. Ia juga menceritakan perjuangan Ciputra Group mengubah lahan kebun karet menjadi sebuah kota masa depan.
Penjelasan Budiarsa ternyata membuat Jack Nicklaus terkesima. Ia mengangguk tanda setuju, sebuah jawaban yang membuat Budiarsa nyaris tak percaya. Jack menyatakan kesediaannya membantu merancang lapangan golf di BSD dan menunggu kesepakatan resmi segera.
“Saat itu, Budiarsa juga bercerita tentang perjuangan kami mengubah lahan bekas kebun karet menjadi sebuah kota masa depan. Jack rupanya terkesima dengan penjelasan Budiarsa,” terang Ciputra.
Selepas dari situ, Budiarsa pun pulang ke Tanah Air dengan hati penuh sukacita. Lapangan golf impian itu akhirnya dibangun dengan Jack Nicklaus sebagai arsiteknya. Lapangan tersebut diberi nama Damai Indah Golf, dan selesai dibangun pada tahun 1992.
Ciputra mengakui, lapangan golf itu menjadi salah satu faktor penting yang menghidupkan BSD. Para pegolf dalam dan luar negeri berdatangan. Nama BSD pun semakin bergema di Indonesia sebagai kota mandiri bergengsi.
“Bukan main. Saya harus menyatakan salut pada Budiarsa. Lapangan golf itu pada akhirnya memang berhasil mengundang decak kagum publik dan menghidupkan BSD. Para pegolf dalam dan luar negeri berdatangan. Nama BSD semakin menggaung,” ungkap Ciputra bangga.
Baca Juga: Kisah Ciputra: Ubah Cengkareng yang Terpencil Jadi Kawasan Properti Idaman