Presiden Prabowo Subianto mulai kesal dengan tudingan sejumlah orang yang menyebut dirinya adalah seorang pemimpin otoriter. Prabowo tampak jengkel dengan tuduhan tersebut, ia merasa itu adalah tudingan tak berdasar.
Prabowo mengatakan tudingan yang menyatakan dirinya adalah pemimpin otoriter kerap ia temukan dalam berbagai tayangan di podcast di sejumlah saluran youtube. Kepala Negara membantah tudingan yang disebutnya tak berdasar tersebut.
"Jadi malam-malam saya buka (podcast), apa iya ya? apa memang saya otoriter? Rasanya enggak sih," kata Prabowo dalam pidatonya pada momen pemusnahan 214 ton narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri dilansir Kamis (30/10/2025).
Kendati kesal dengan tudingan tersebut, namun Prabowo mengatakan, sebagai pemimpin ia harus teguh pada prinsipnya yakni tak boleh sakit hati sekalipun kerap menjadi sasaran fitnah pihak-pihak yang tak menyukainya.
Sebagai pemimpin, kata Prabowo harus bisa bisa berjiwa besar dan siap dikoreksi guna mencegah mereka terjebak dalam kesalahan yang sama.
"Saya suka malam-malam suka buka podcast-podcast itu, kadang-kadang dongkol juga ya, apa ini? Tapi saya catat oh oke. Saya punya filosofi dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, tidak boleh diikuti oleh rasa sakit hati, jangan,"tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala negara juga mengungkit kembali instruksi khusus yang ia berikan kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo, ada beberapa poin penting yang ia tekankan, yakni: pemberantasan narkoba hingga perang terhadap judi online.
"Saya minta Kapolri, tiga hal ada yang memimpin untuk saya, satu pemberantasan narkoba, dua penyelundupan, tiga judi online," kata Prabowo.
Baca Juga: Elektabilitas Salip Gibran, Anies hingga Dedi Mulyadi, Purbaya Ogah Terjun ke Politik
Prabowo menegaskan narkoba sangat merusak masa depan bangsa. Oleh sebab itu, ia mengapresiasi upaya pengungkapan kasus narkoba yang dilakukan Polri dengan total barang bukti mencapai 214,84 ton.
"Nilai uangnya adalah Rp29,37 triliun dan bila tidak berhasil mereka cegah atau mereka sita itu bisa digunakan oleh 629 juta manusia. Berarti lebih dari dua kali bangsa Indonesia hampir dua kali," pungkasnya.