Building Information Modeling (BIM) kini menjadi teknologi krusial dalam dunia arsitektur dan konstruksi di Indonesia. Sebagai pendekatan digital yang mengintegrasikan desain, dokumentasi, dan koordinasi proyek, BIM telah menjadi tulang punggung transformasi digital di berbagai negara maju. Namun, Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal adopsinya.

“Kita tertinggal 20 tahun,” ujar Shiddiq Wangsaputra, Founder Skala Academy, dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2025).

Faktanya, Indonesia masih berada jauh di belakang negara-negara seperti Inggris, Singapura, dan Finlandia dalam penerapan teknologi BIM. Ketertinggalan ini tidak hanya memengaruhi efisiensi proyek, tetapi juga mengurangi daya saing tenaga profesional Indonesia di kancah global. Menyadari urgensi ini, Skala Academy berkomitmen untuk mempercepat adopsi BIM melalui berbagai program edukasi, termasuk kelas online, webinar, dan pelatihan intensif.

Baca Juga: Akademisi: Investor Terbaik adalah Keluarga dan Teman

Baca Juga: Jakarta International Tennis Academy Sukses Gelar Final ITF JITA Cup Series I J60

Untuk menjawab kebutuhan pelatihan yang lebih mendalam, Skala Academy akan membuka Headquarter baru di Bintaro, Jakarta Selatan, pada 26 Juli 2025. Fasilitas ini akan menjadi pusat pembelajaran offline pertama yang fokus pada penguasaan BIM secara praktis.

Offline class ini adalah wujud keseriusan kami, tidak sekadar teori, tapi praktik intensif agar Indonesia bisa mengejar, bahkan mendobrak batas 20 tahun itu,” kata Tomy Heuw, Co-Founder Skala Academy.

Konsep BIM pertama kali muncul pada akhir 1970-an sebagai perkembangan dari sistem deskripsi bangunan digital. Pada 1987, Archicad menjadi salah satu software BIM komersial pertama yang memperkenalkan konsep Virtual Building. Sejak itu, BIM terus berevolusi dari sekadar pemodelan 3D menjadi ekosistem kolaboratif yang mencakup data, geometri, dan manajemen proyek.

Beberapa negara telah memimpin dalam penerapan BIM. Finlandia mulai mengadopsinya secara nasional sejak 2002, sementara Norwegia meluncurkan proyek percontohan BIM pada 2005. Singapura mewajibkan penggunaan BIM untuk proyek besar sejak 2013, dan Inggris menetapkan standar nasional BIM Level 2 pada 2016. China bahkan memasukkan BIM dalam strategi industri Made in China 2025.

Sementara itu, Indonesia baru serius mempelajari BIM dalam satu dekade terakhir. Kurangnya standar nasional dan integrasi BIM dalam kurikulum pendidikan membuat banyak profesional kesulitan beradaptasi.

Andra Matin, arsitek ternama Indonesia, menegaskan pentingnya BIM dalam Forum Archinex 2025 yang diselenggarakan oleh Skala Academy.

“Perkembangan BIM menurut saya penting dan itu menjadi keniscayaan. Tak mungkin BIM dihilangkan atau dihapuskan. Tapi makin lama tuh makin berpengaruh dan mempengaruhi kita,” kata Andra Matin.

Dengan adanya inisiatif seperti Skala Academy, Indonesia memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalan ini. Langkah konkret seperti pelatihan intensif dan pembangunan pusat pembelajaran offline menjadi bukti keseriusan dalam mempersiapkan tenaga profesional yang kompetitif di era digital.