2. Bagi karyawan, AI meningkatkan standar dan membuka peluang karier.
Sebanyak 69% pemimpin di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI. Sebanyak 76% bahkan cenderung merekrut kandidat dengan pengalaman kerja yang lebih sedikit, tetapi andal menggunakan AI, dibandingkan kandidat berpengalaman tanpa kemampuan AI.
Belajar dari data global, tidak sedikit tenaga profesional yang berinisiatif meningkatkan keterampilan mereka sendiri. Terdapat peningkatan sebesar 142x dalam keanggotaan LinkedIn yang menambahkan keterampilan AI seperti Copilot dan ChatGPT ke profil mereka, dan peningkatan 160% dalam tenaga profesional non-teknis yang menggunakan kursus LinkedIn Learning untuk membangun kecakapan AI mereka.
Baca Juga: Tren Human by Design, Peningkatan Kualitas SDM Seiring Perkembangan Teknologi
Penyebutan AI dalam unggahan peluang kerja di LinkedIn mendorong peningkatan lamaran kerja sebanyak 17%. Belajar dari sini, dampak AI sudah tidak dapat dimungkiri: perusahaan yang memberdayakan karyawan dengan alat dan pelatihan AI akan menarik talenta terbaik. Sementara, profesional yang meningkatkan keterampilan mereka akan lebih unggul dibanding mereka yang masih belum melakukannya.
3. Munculnya fenomena AI Power Users—dan apa yang mereka ungkapkan tentang masa depan dunia kerja:
Penelitian ini memetakan empat tipe pengguna AI—dari pengguna skeptis yang jarang menggunakan AI, pengguna novice dan explorer yang sedikit lebih familiar dengan dan sering menggunakan AI, hingga power user yang menggunakannya secara ekstensif.
AI sudah menjadi bagian integral dari rutinitas kerja power users: 93% power users di Indonesia menggunakannya untuk memulai hari kerja mereka dan 94% menggunakannya untuk mempersiapkan esok hari (lebih tinggi dibandingkan global yang masing-masing di angka 85% dan Asia Pasifik di 88%).
Sementara itu, sebanyak 73% power users di Indonesia juga cenderung lebih tertarik untuk bereksperimen dengan AI, lebih tinggi dibandingkan global (68%) dan Asia Pasifik (51%).