Kredit dinilai bisa menjadi solusi untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi, apalagi jika seseorang memiliki penghasilan tetap yang jelas, karena bank dapat melihat kemampuan pembayaran berdasarkan gaji yang diterima

“Jadi kalau ditanya, kapan saat yang paling tepat? Satu, pada saat kita punya pekerjaan, tetap. Pada saat kita punya income tetap setiap bulannya. It means kita punya arus income yang kelihatan, punya kemampuan bayar. Nah, cek aja gajinya ditaruhnya di bank mana. Ambil fasilitas kredit dari bank tersebut, itu udah pasti kemungkinan besar di-approve-nya lebih besar,” jelas Ully.

Dalam kesempatan yang sama, Ully juga menuturkan pandangannya perihal anggapan kartu kredit sebagai kartu utang. 

Tak dipungkiri, hingga saat ini masih banyak orang takut untuk membuka fasilitas kredit karena merasa takut terbebani untuk membayar cicilan dan bunga, Belum lagi, bunga akan terus dihitung dan denda akan semakin bertambah jika pembayaran terlambat.

Namun menurut Ully, jika digunakan dengan bijak, kartu kredit bisa menjadi alat pembayaran yang menguntungkan. Misalnya, dengan memperoleh poin atau membangun reputasi yang memungkinkan peningkatan limit kredit.

Baca Juga: 3 Aspek yang Perlu Kamu Pahami Sebelum Ajukan Kartu Kredit, Apa Saja?

“Kalau saya prinsipnya, fasilitas kredit itu hanya pengganti cara pembayaran. Jadi pada saat saya pakai kartu kredit, katakan 10 juta, saya punya nggak uang 10 juta? Punya. Sebenernya bisa bayar pakai cash, bayar pakai debit gitu. Tapi saya pilih pakai kartu kredit. Karena apa? Saya dapat poin. Saya dapat reputasi. Ketika saya dapet reputasi, financial institution itu akan naikin lagi limit,” tutur Ully.

Peningkatan limit tersebut, menurut Ully, bisa digunakan untuk modal bisnis, seperti bisnis rumahan atau usaha kecil-kecilan, dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan pinjaman dari tempat lain seperti koperasi atau pinjaman online. 

“Jadi cara kita melihat kredit itu sebetulnya lihat itu sebagai resource yang kita bisa manfaatkan. Manfaatkannya buat apa? Jangan yang konsumtif terus. Cari manfaatnya untuk produktif. Itulah kelebihannya,” imbuh Ully.

Intinya, fasilitas kredit dapat menjadi sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan produktif, bukan hanya konsumtif semata.