Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menegaskan sejatinya seorang pemimpin adalah orang yang melayani rakyatnya tanpa pandang bulu. Kasarnya pemimpin adalah pembantu rakyat, tak peduli sebesar dan sementereng apa jabatan yang ia terima, pemimpin harus siap sedia memberi pelayanan terbaik bagi rakyatnya.
“Pemimpin, ya memang tentu pemimpin harus melayani, apapun pemimpin itu,” kata Jusuf Kalla dalam sebuah kesempatan dilansir Olenka.id Sabtu (20/12/2025).
Baca Juga: Ketika Jusuf Kalla Berbicara Cara Menempah Diri Menjadi Pemimpin Andal
Bagi Jusuf Kalla, misi pelayanan adalah sifat yang melekat pada seorang pemimpin, dalam ketatanegaraan tak ada cerita seorang pemimpin dilayani rakyatnya, tetapi sebaliknya prinsip pokok dari kepemimpinan adalah tentang melayani rakyat.
Namun teori seperti ini tidak sepenuhnya berjalan, kerap kali pemimpin justru mendapat pelayanan yang berlebihan dari rakyat.
Menurut Jusuf Kalla itu adalah sifat personal, dalam berbagai ilmu kepemimpinan hal itu sangat tidak dianjurkan. Pemimpin yang dilayani telah melenceng jauh dari orientasi kepemimpinan yang sesungguhnya.
“Bahwa ada sifat personal pemimpin itu dilayani. Atau juga kadang-kadang rakyat atau mungkin pengusaha ingin melayani pemimpinnya agar cepat prosesnya, nah ini sering terjadi,” tuturnya.
Selain karena sifat personal yang disebutkan tadi, pemimpin yang dilayani rakyatnya juga bisa terjadi karena faktor lain, misalnya saja karena aturan dan protokoler yang berlebihan.
Namun bagi Jusuf Kalla, protokoler berlebihan yang menjadi tembok antara pemimpin dan rakyat itu sebetulnya masih bisa diakali, namun hal ini tergantung pada pribadi dari pemimpin itu sendiri.
Pemimpin yang sungguh-sungguh melayani kata Jusuf Kalla bakal mengabaikan protokoler yang berlaku, tetapi hal ini tidak bakal dilakukan oleh pemimpin yang ingin dilayani
“Kadang-kadang protokoler yang berlebihan, tapi disitu letaknya, kalau saya suka mengacukan aja itu acara-acara protokoler supaya jangan ada sifat dilayani,” ujarnya.
“Jadi tergantung juga pemimpin itu, kadang-kadang senang juga, ada yang senang dilayani, diagung-agungkan, ada yang senang. Ini sifat manusia biasa, tapi sekali lagi prinsip pokoknya pemimpin harus melayani,” tambahnya.
Jusuf Kalla kemudian menceritakan pengalamannya ketika masih menjadi wakil presiden, dia mengatakan ketika kunjungan ke daerah rakyat biasanya memberikan pelayanan yang luar biasa, didatangan pejabat ke daerah disambut meriah.
Jusuf Kalla tidak suka dengan hal itu, sebab pelayanan dari rakyat kadang hanya mengaburkan persoalan yang sedang terjadi di daerah tersebut, pemimpin yang datang ingin melihat langsung suatu persoalan justru tak menemukan solusinya karena pelayanan yang berlebihan.
“Kalau kita ke daerah pengalaman saya, wah itu dilayani kayak apa, sehingga kadang-kadang kita susah tahu apa yang terjadi karena lebih banyak melayaninya daripada kesempatan kita melihat rakyat,” pungkasnya.