Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengeritik keras penyelenggaraan Pemilu 2024. Dia menyebut hajatan itu menjadi yang terburuk setelah reformasi 1998.
Menurut Jusuf Kalla proses Pemilu 2024 sangat amburadul dan penuh intrik licik untuk memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu. Jusuf Kalla menyayangkan hal ini.
Baca Juga: Tim Hukum Prabowo-Gibran Kritisi Materi Gugatan Kubu Anies-Muhaimin
"Penyelenggaraannya justru aman-aman saja. Proses menurutku (yang paling buruk," kata Jusuf Kalla dilansir dari saluran YouTube Keep Talking Senin (1/4/2024).
Menurut Jusuf Kalla, proses Pemilu 2024 dilakukan hanya untuk kepentingan kelompok tertentu, hal ini berlangsung sebelum hari pencoblosan dan berlanjut setelahnya, dia bahkan menyebut proses penghitungan suara juga diwarnai berbagai aksi kecurangan.
Jusuf Kalla lantas menyoal penghitungan suara lewat apalikasi Sirekap milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Baginya sistem penghitungan suara seperti ini sama sekali tidak efektif, justru sebaliknya,cara seperti ini gampang dimanipulasi.
Jusuf Kalla menegaskan, masyarakat Indonesia tidak percaya penghitungan suara secara digital, untuk itu dia meminta para penyelenggara Pemilu mengembalikan sistem pemilu tertutup seperti pada 1999.
Baca Juga: Sawit Diganggu, Pemerintah Jokowi Siapkan Jurus Baru Lawan Eropa
Baca Juga: Pengakuan Golkar: Belum Bahas-Bahas Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran
"Yang kita percaya manual, tapi dipercaya juga sistem komputer. Jadi lebih rumit itu. Ini harus kembali kepada sistem pemilu tertutup, supaya antara calon tinggal diseleksi dulu oleh partai. Ini orang yang baik, bukan hanya orang asal terkenal,” tuntasnya.