Growthmates, orang jahat selalu ada di sekeliling kita. Kalau lengah sedikit, kemungkinan besar kamu akan terperangkap dalam aksi jahatnya. Dari banyak jenis kejahatan, scam atau penipuan marak ditemukan. Mirisnya, para oknum kerap kali mensasar orang yang sedang ‘tak berdaya’, sedang membutuhkan bantuan, seperti halnya mereka yang sedang mencari pekerjaan.
Penipuan saat mencari pekerjaan masih marak terjadi hingga saat ini. Apalagi di tengah perkembangan teknologi digital, yang mana tak sedikit digunakan para oknum untuk menggencarkan aksi jahat mereka.
Menyebarkan lowongan kerja palsu, misalnya. Biasanya, lowongan kerja palsu yang mereka iming-imingi memiliki gaji yang begitu menggiurkan. Namun di sisi lain, persyaratan masuk yang begitu mudah dan terkadang tidak masuk akal.
Menukil dari laman CNBC-Make It, salah satu skema umum yang dilakukan oknum penipu dalam menggencarkan aksinya melakukan penipuan terhadap pencari kerja online seperti menyamar sebagai perekrut dan menghubungi untuk memikat kamu dengan peluang pekerjaan yang tidak kamu lamar.
Setelahnya, mungkin mereka meminta kamu untuk mengirimkan uang atau informasi pribadi. Atau mereka mungkin mengklaim bahwa kamu harus terlebih dahulu menyelesaikan kursus pelatihan atau layanan bimbingan mereka agar memenuhi syarat untuk lowongan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 7 Sektor Pekerjaan dengan Gaji Tertinggi di Indonesia Tahun 2024, Apa Saja?
Menurut Amanda Augustine, pakar karier di TopResume, meskipun perekrut profesional sering kali bersikap dingin terhadap calon karyawan, ada perbedaan utama antara mereka dan para perekrut abal-abal alias penipu.