Butuh Nyali Besar

Memaknai perjalan puluhan tahun menjaga konservasi harimau sumatera, diakui Ardi butuh nyali besar. "Kami (di TWNC) berjalan bukan dengan waktu yang sebentar, sudah 28 tahun, hampir 30 tahun. Itu tidak bisa dibilang waktu yang sebentar, butuh waktu yang sangat lama. Kami menjalankan konservasi selama 28 tahun itu boleh dibilang sampai berdarah-darah," ujarnya.

Apalagi, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan konservasi harimau sumatera tidaklah sedikit. Dalam penjelasannya, sedikitnya, diperlukan minimal Rp1,5 miliar setiap bulan.

Baca Juga: Askrindo Raih Penghargaan TJSL & CSR Awards 2024

"Saya rasa belum menemukan pengusaha seperti Pak Tomy Winata (pemilik Grup Artha Graha) yang, mohon maaf, gila mau buang duit, bakar duit. Dalam satu bulan, pengeluaran paling sedikit Rp1,5 miliar untuk gaji karyawan, program konservasi, untuk patroli, untuk kegiatan CSR sosialisasi, dsb. Dikali 12 kali selama 28 tahun, kalau bukan orang gila, mohon maaf Pak Tomy, tidak akan mungkin Tambling bisa seperti sekarang," pungkasnya.

TWNC dikelola dan didanai oleh Yayasan Artha Graha Peduli. Sementara itu, merujuk pada perjanjian kerja sama antara Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan TWNC tertanggal 17 Juli 2008, keseluruhan jangkauan kawasan TWNC yang terbentang seluas 45.000 hektare hutan merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).