Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 bukan sekadar ajang peragaan busana, melainkan wujud nyata komitmen Kementerian Perdagangan dalam mengembangkan sektor modest fashion Indonesia agar semakin dikenal dan berdaya saing di pasar global. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan JMFW 2026 yang berlangsung pada 6–9 November 2025 di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta.
Berdasarkan data, ekspor produk fesyen Indonesia menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 4,56% sejak Januari 2025, dan kini bernilai sekitar 6,5 miliar USD. Melalui JMFW, Kementerian Perdagangan menargetkan capaian ekspor hingga 10 juta USD. Bahkan, menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, akan ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah pelaku usaha asing senilai 12,282 juta USD.
Baca Juga: Brand Fashion Daerah Tembus Pasar Internasional Berkat JMFW, Mendag: Harus Siap Go Global!
Tidak hanya membidik pasar luar negeri, JMFW juga memastikan bahwa produk fesyen dalam negeri telah memenuhi standar ekspor dengan kualitas yang kompetitif. Sejumlah pembeli dan mitra internasional dari Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, Sudan, Taiwan, Iran, dan Bahrain telah mengonfirmasi kehadirannya, beberapa di antaranya siap menandatangani kontrak dagang.
Melalui JMFW, pemerintah turut mendorong penguatan pasar domestik sekaligus memperluas peluang bisnis bagi industri nasional. Kegiatan business matching juga digelar untuk mempertemukan pelaku usaha, termasuk UMKM, dengan mitra potensial agar dapat memperluas jaringan dan menembus ritel modern.
“Sektor UMKM diharapkan dapat memperoleh manfaat dari peluang pasar luar negeri melalui kegiatan ekspor. Program ‘UMKM Bisa Ekspor’ dijalankan untuk membantu pelaku usaha kecil dan menengah menembus pasar global. Saat ini sekitar 99% pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM dengan jumlah 64 hingga 65 juta unit. Jika sebagian saja mampu aktif mengekspor, dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian nasional,” ujar Budi Santoso.
Baca Juga: ‘Essential Lab’ Jadi Tema JMFW 2026, Targetkan Modest Fashion Indonesia Mendunia
Kementerian Perdagangan juga memperkuat pelaku modest fashion melalui program Trade Expo Indonesia, dengan fokus pada pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, serta pendampingan “UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor”. Pendampingan ini bertujuan agar pelaku UMKM dapat menjaga konsistensi kinerja ekspor dari pengiriman pertama hingga berikutnya. Setiap kontrak dagang yang telah tercapai juga akan terus dimonitor untuk memastikan keberlanjutannya.
Pada penyelenggaraan tahun ini, JMFW menampilkan koleksi ready to wear yang menjadi ruang apresiasi bagi para desainer muda. Salah satunya adalah Gaistia Soraya Sofa, mahasiswi semester tujuh Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Dalam karyanya bertema “Barani Skala”, Gaistia mengangkat inspirasi dari unsur api sebagai simbol energi alam semesta. Seluruh rancangan ia kerjakan secara mandiri, mulai dari pemilihan kain hingga proses desain, sementara model disediakan oleh pihak JMFW.
Partisipasi desainer muda seperti Gaistia menjadi bagian penting dari strategi pemerintah memperkuat ekosistem modest fashion nasional yang berbasis UMKM. Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur, Deden Muhammad, menekankan bahwa penguatan kapasitas UMKM, terutama bagi pelaku baru di sektor ekspor, sangat diperlukan.
Baca Juga: Kolaborasi Wardah dan 4 Desainer Indonesia Hadirkan Fashion Show dalam JMFW 2025
Menurutnya, ada tiga faktor utama yang harus dijaga agar UMKM dapat naik kelas dan mempertahankan keberlanjutan usaha:
1. Kualitas produk harus sesuai dengan standar pasar domestik maupun internasional agar memiliki daya saing tinggi.
2. Konsistensi produksi penting untuk menjaga kerja sama dagang yang berkelanjutan. Banyak UMKM sukses pada ekspor perdana, namun gagal memenuhi pesanan berikutnya karena tidak mampu mempertahankan kualitas atau kapasitas produksi.
3. Penyesuaian terhadap karakter pasar, karena setiap negara memiliki selera dan standar berbeda. Produk harus menyesuaikan dengan permintaan pasar, bukan sebaliknya.
Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Koperasi dan UMKM, Bank Indonesia, pembina UMKM, serta sejumlah BUMN terus bersinergi memberikan pelatihan, pembinaan, dan dukungan berkelanjutan agar UMKM mampu menjaga kualitas, kuantitas, serta kontinuitas ekspor.
Penyelenggaraan JMFW 2026 juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Asia Pacific Rayon, Shopee Indonesia, dan Paragon Corp.
Bank Indonesia dan BSI memberikan kemudahan transaksi keuangan yang aman dan terpercaya bagi pelaku usaha muslimah untuk memperkuat ekosistem bisnis syariah yang inklusif. Asia Pacific Rayon (APR) turut berperan dengan menyediakan bahan kain berkualitas serta pendampingan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha di bidang fesyen.
Shopee Indonesia berkomitmen membantu pelaku usaha memperluas pasar melalui pelatihan daring tentang fotografi produk, pengemasan menarik, hingga strategi peningkatan visibilitas. Sementara itu, Paragon Corp aktif menjalin kolaborasi dengan desainer dan komunitas modest fashion, termasuk menggelar diskusi bersama pendirinya, Nurhayati Subakat, tentang strategi menghadapi tantangan industri fesyen muslim.
Melalui berbagai kolaborasi ini, JMFW dan Kementerian Perdagangan bertekad mewujudkan visi besar, yakni menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia. Langkah ini tak hanya memperkuat sektor ekonomi kreatif, tetapi juga menunjukkan bahwa industri modest fashion Indonesia mampu bersaing secara global dengan mengandalkan bahan alami, kreativitas, dan inovasi tanpa batas.