Dalam dunia perbankan yang semakin mengandalkan teknologi dan efisiensi sistem, Bank Central Asia (BCA) justru menanamkan satu budaya unik yang menjadi pondasi kekuatan layanannya, yakni culture ‘mau repot’ untuk membantu dan menolong nasabah
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, adalah sosok di balik penanaman nilai ini. Bagi Jahja, ‘mau repot’ bukan sekadar slogan, tapi ini adalah semangat yang harus hidup dalam setiap tindakan karyawan, mulai dari jajaran direksi hingga staf di garda terdepan.
“Ya kita mau capek, makanya di BCA juga ada apa istilah mau repot. Ya jadi kenapa kita harus mau repot ya. Kalau mau gampang, kita udah ada sistem prosedur, udah ada aturan main,” tutur Jahja, saat ditemui Olenka, belum lama ini.
Dalam pandangan Jahja, aturan memang sangatlah penting. Tapi dalam banyak kasus, empati dan upaya ekstra justru menjadi pembeda dalam pelayanan.
Ia mencontohkan, ketika seorang nasabah mengalami kesulitan, pilihan termudah adalah bersembunyi di balik aturan. Namun di BCA, para karyawan diajak untuk turun tangan, mencari solusi, dan saling bantu demi menyelesaikan masalah nasabah.
Baca Juga: Mentalitas Pantang Menyerah ala Presdir BCA Jahja Setiaatmadja