Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menegaskan bahwa koperasi bukan sekadar nostalgia atau formalitas, melainkan strategi kebangsaan untuk wujudkan keadilan ekonomi yang berkelanjutan.

Karena itu, ia berharap Program Nasional “Koperasi Merah Putih” bukan hanya label, tapi benar-benar berkualitas, sesuai tujuan besar bangsa, dengan tata kelola yang transparan. Di tengah ketidakpastian global dan gejolak geopolitik, koperasi harus menjadi bagian dari strategi geostrategi Indonesia. 

Hal tersebut disampaikan Edhie Baskoro Ketua FPD DPR RI dalam acara Diskusi Kebangsaan “Koperasi Hebat, Indonesia Kuat” dihadiri oleh para pemerhati dan pegiat koperasi dari berbagai daerah, di Gedung MPR RI, Rabu (9/7/25). 

Baca Juga: Dari Mana Sumber Gaji Pegawai Koperasi Merah Putih?

Baca Juga: Gandeng PKK Perkuat Koperasi Merah Putih, Kemenkop UKM: Perempuan Menjadi Agen Perubahan

Baca Juga: Koperasi Desa dan Spirit Patriotisme Margono Djoyohadikusumo

“Hari ini, kita tidak berkumpul untuk nostalgia, kita berkumpul untuk menyambut semangat karena kami percaya dan ingin saudara semua juga percaya bahwa: kalau koperasi hebat, maka Indonesia pasti kuat!,” ungkapnya tegas mengawali.

Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini menekankan bahwa koperasi adalah jalan khas Indonesia dalam membangun sistem ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. “Mengapa koperasi adalah jalan Indonesia? koperasi bukan gagasan impor, koperasi itu lahir dari rahim sejarah bangsa ini.”

“Bung Hatta menyebut koperasi sebagai jalan tengah antara kapitalisme yang menindas dan sosialisme yang menafikan hak miliki.” 

Menurut Edhie Baskoro, semangat koperasi sejalan dengan nilai Pancasila, namun ia juga secara jujur mengakui koperasi di Indonesia belum sepenuhnya menjadi kekuatan ekonomi utama. 

“Tapi mari kita jujur, koperasi Indonesia hari ini belum sepenuhnya menjadi kekuatan ekonomi utama. Di banyak tempat, koperasi hanya formalitas. Di atas kertas ada, di lapangan tak terasa. Bukan karena rakyat tidak sanggup, tapi bisa jadi negara belum betul-betul berpihak,” ungkapnya lebih lanjut.