Menjadi pemimpin bukan sekadar soal jabatan atau kewenangan, melainkan tentang keberanian mengambil keputusan, bahkan dalam keadaan tidak mudah sekalipun. Setiap langkah yang diambil membawa dampak, tak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi banyak orang. 

Di sinilah letak ujian sesungguhnya, berani bersikap tegas, tetap berpijak pada nilai, dan tidak gentar menghadapi risiko demi kepentingan bersama. Sebab, pemimpin sejati bukan yang selalu benar, melainkan yang tidak takut untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya.

Sebagaimana yang diungkap oleh petinggi di Orang Tua Group, Hamid Djojonegoro. Pemilik nama lahir Chu Sam Yak itu menegaskan bahwa ujian utama seorang pemimpin terletak pada kemampuannya membuat keputusan demi kepentingan banyak orang, bukan untuk diri sendiri, apalagi kelompoknya semata.

“You (kamu) musti punya keadilan, kalau you mau jadi pemimpin. Jangan takut bikin keputusan, karena keputusan kamu untuk orang lain. Ingat loh ya, keadilan itu terjadi bukan untuk kamu loh,” ujar Hamid Djojonegoro seperti dikutip Olenka, Jumat (23/5/2025).

Baca Juga: Hamid Djojonegoro Beber Alasan di Balik Pemimpin yang Ogah Bikin Keputusan

Penghormatan dan rasa hormat sejati kepada seorang pemimpin tidak datang begitu saja, tetapi lahir dari sikap adil yang konsisten. Dan keadilan seorang pemimpin paling nyata terlihat saat dihadapkan pada keputusan besar yang berdampak luas bagi orang banyak.

“Kalau kamu mau jadi orang pintar, mau direspect sama orang, mereka selalu nilainya apa? Keadilan itu untuk siapa? Kalau untuk you. Kalau you seorang pemimpin, you musti bikin keputusan itu,” imbuhnya. 

Dengan kata lain, seorang pemimpin yang bisa membuat keputusan demi kepentingan orang banyak akan berhasil menjadi sosok pemimpin adil.

Karier Hamid Djojonegoro di Orang Tua Group dimulai pada 1977 saat ia dipercaya menjabat sebagai Direktur Pemasaran. Sejak saat itu, perannya dalam membesarkan perusahaan terus berkembang. Bersama saudara-saudaranya, Hamid aktif memperkuat fondasi bisnis keluarga ini melalui berbagai strategi kolaboratif.

Baca Juga: Hamid Djojonegoro: Konglomerat Justru Berpenampilan Sederhana, Gak Perlu Pamer

Tonggak penting terjadi pada 1997, ketika Hamid menggantikan posisi ayahnya sebagai Presiden Direktur, menyusul wafatnya sang pendiri. Di bawah kepemimpinannya, Orang Tua Group mengalami ekspansi besar-besaran hingga mampu menembus pasar global. Produk-produknya kini telah diekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Awalnya dikenal lewat produk anggur kolesom cap Orang Tua, perusahaan ini kemudian melebarkan sayap ke berbagai lini, mulai dari makanan, minuman, hingga produk perawatan diri. Beberapa merek ikonik yang lahir dari grup ini antara lain Formula, wafer Tango, Teh Gelas, MintZ, Blaster, Oops, Kiranti, hingga Anggur Merah Cap Orang Tua yang legendaris.