Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia bersama eFishery, perusahaan teknologi akuakultur, melakukan peninjauan terhadap klaster budi daya nila salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang pada Jumat, 2 Februari 2024. Dalam kesempatan itu, hadir Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono, dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, TB Haeru Rahayu.
VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil, mengatakan bahwa peninjauan tersebut dilakukan untuk melihat hasil dan keberlangsungan proyek budi daya nila yang mengadopsi teknologi eFeeder. Teknologi yang dimiliki oleh eFishery itu berfungsi memaksimalkan hasil panen. eFeeder merupakan alat pemberi pakan otomatis yang dapat diatur melalui smartphone yang akan mempermudah pembudi daya untuk mengatur jadwal pemberian pakan.
Baca Juga: Mencicipi Kelezatan Beragam Jenis Durian di Sayurbox Pesta Panen
"Melalui proyek budi daya nila salin ini, kami berkomitmen memberikan solusi teknologi terbaik kepada para pembudi daya dengan menggunakan eFeeder, alat pemberi pakan otomatis yang inovatif. Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini, serta berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budi daya di Indonesia," terang Chairil, dikutip dari siaran pers yang diterima, Sabtu (3/2/2024).
Menurutnya, kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan. Chairil menekankan, "Kami berharap dapat terus bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama."
Saat ini, ada empat klaster kolam budi daya nila salin di BLUPP Karawang. Pada kolam A dan B terdapat 256 unit feeder dan proses budi daya sudah berjalan, sedangkan pada kolam C dan D saat ini dalam tahap pembangunan. Kolam-kolam ini menerapkan model berbasis darat (land base), bukan berbasis danau (lake base) sehingga diharapkan dapat mengurangi limbah yang akan berdampak langsung pada masyarakat apabila dilakukan di danau atau sungai. Hal ini juga sejalan dengan komitmen eFishery untuk menjaga keseimbangan ekosistem melalui teknologi yang terjangkau dan ramah lingkungan.
"Proyek ini merupakan proyek multi-stakeholder yang menyatukan beberapa pihak, termasuk eFishery, untuk dapat membantu kami dalam mewujudkan klaster percontohan budi daya nila salin. Keberhasilan klaster nila salin ini dapat diteruskan oleh para investor dan komunitas pembudi daya," tutup Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, TB Haeru Rahayu.