Growthmates, program literasi merupakan salah satu program yang kini seharusnya terus digaungkan karena manfaatnya yang cukup penting.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, literasi sendiri memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Literasi tak lagi dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis saja. Kini literasi dipandang sebagai kemampuan berbahasa seseorang dengan cara menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam berkomunikasi dengan cara-cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.

Nah Growthmates, program literasi ini bisa dilakukan di sekolah, komunitas, dan lingkungan sekitar demi mendukung peningkatan minat baca masyarakat dan juga mengasah keterampilan menulis.

Adapun, salah satu penerapan program literasi yang sering ditemui adalah program literasi sekolah yang disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Baca Juga: 5 Strategi Mewujudkan Budaya Literasi Sejak Dini, Semua Butuh Aksi!

GLS ini merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak dilakukan di sekolah dengan melibatkan siswa, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua dengan menampilkan praktik baik tentang literasi dan menjadikannya sebagai kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah.

Tujuan dari program ini adalah menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran berbudaya literasi, dan membentuk warga sekolah yang literat dalam hal baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya serta kewargaan.

Sasaran Program Literasi di Sekolah

Tahukah kamu Growthmates, sebagaimana dikutip dari laman ditsmp.kemdikbud.go.id, dalam pelaksanaannya, program literasi sekolah ini menyasar ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Jika mengacu pada metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan literasi di sekolah tak lagi berfokus pada peserta didik semata. Selain sebagai fasilitator, guru juga menjadi subjek pembelajaran.

Oleh sebab itu, kegiatan peserta didik dalam berliterasi semestinya tak lepas dari kontribusi guru. Guru sebaiknya berupaya menjadi fasilitator yang berkualitas. Gak cuma itu, guru dan pemangku kebijakan sekolah harus menjadi figur teladan literasi di sekolah. 

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional 2024: Peran Penting Literasi Maksimalkan Potensi Perempuan

Nantinya, semua komponen warga sekolah ini berkolaborasi dalam Tim Literasi Sekolah (TLS) di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan dengan SK kepala sekolah.

Adapun, TLS bertugas untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program. TLS dapat memastikan terciptanya suasana akademis yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar. 

Semoga informasinya bermanfaat, ya!