Kecakapan literasi pelajar Indonesia masih mengenaskan ketimbang negara-negara lain, yakni laporan Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia meraih skor 359 untuk kemampuan literasi membaca dan berada di peringkat 71 dari 81 negara. Posisi tersebut mengimplikasikan betapa kebiasaan membaca dan menulis, terutama para pelajar di tingkat dasar hingga menengah, masih mencemaskan dan menimbulkan tanda tanya.

Seiring berkembangnya zaman, literasi memiliki arti yang lebih luas lagi. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman.

Menengok kondisi saat ini, dapat dikatakan bahwa budaya literasi di Indonesia cenderung kurang ideal. Budaya literasi di Indonesia makin ke sini makin memprihatinkan. Untuk itu, perlu ada "alat" atau fasilitas yang dikembangkan lagi untuk meningkatkan budaya literasi di tanah air, salah satunya adalah taman bacaan masyarakat atau perpustakaan.

Taman bacaan harus mampu menjadi ujung tombak untuk mengkampanyekan budaya literasi di anak-anak dan masyarakat. Bahwa membaca sesuatu yang penting. Untuk menggali informasi dan pengetahuan, bahkan menjadi tempat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi. Apalagi di tengah gempuran era digital yang kian tak terbendung.

Baca Juga: Apa Itu Literasi? Ini Pengertian, Jenis dan Prinsipnya dari Kacamata Para Ahli!

Baca Juga: Pentingnya Meningkatkan Literasi Demi Wujudkan Bonus Demografi yang Berkualitas

Memang tidak mudah membangun budaya literasi masyarakat. Namun, budaya literasi tetap harus dipupuk sejak dini. Pertama, peserta didik diajak mencintai pustaka. Ajakan itu bukan sekadar ujaran verbal tentang pentingnya membaca, melainkan sejauh mana guru mencontohkan dirinya sebagai model. Pasalnya, kondisi nyatanya guru mengajarkan pentingnya membaca, tetapi dirinya sendiri tak pernah melakukannya.

Kedua, bila siswa telah memiliki kesadaran mandiri untuk membaca dalam bentuk apa pun, baik buku maupun media daring, selanjutnya ia perlu dibina untuk masuk ke tahap berikutnya, yaitu memilih dan memilah bacaan. Ini penting karena sumber bacaan berpengaruh signifikan terhadap konstruksi berpikir siswa. 

Ketiga, mendudukan membaca sebagai orientasi pembelajaran. Tahap terakhir ini meniscayakan kontinuitas yang dilakukan siswa, sehingga ia membaca bukan karena tututan, melainkan kebutuhan.

Selain itu, ada beberapa cara untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan anak-anak dan remaja, dikutip dari berbagai sumber, di antaranya:

1. Membaca dan menulis secara teratur

Anak-anak dan remaja harus didorong untuk membaca dan menulis secara teratur untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka. Mereka dapat membaca buku, majalah, surat kabar, atau konten online yang sesuai dengan minat mereka.

2. Memberikan akses pada sumber daya literasi

Memberikan akses pada sumber daya literasi seperti buku-buku di perpustakaan, media elektronik dan internet akan membantu meningkatkan literasi di kalangan anak-anak dan remaja. Mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku serta akses pada bahan-bahan literasi di internet, dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.

3. Melibatkan keluarga

Keluarga dapat berperan penting dalam meningkatkan literasi anak-anak dan remaja. Keluarga dapat membacakan buku bersama-sama, mendiskusikan cerita dan membicarakan pengalaman mereka sendiri. Ini akan membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dan memberikan pengalaman berharga untuk membuka wawasan anak-anak dan remaja.

Baca Juga: Menilik Tujuan dan Manfaat Pengajaran Literasi untuk Anak, Pahami Yuk!

4. Mengintegrasikan literasi dalam kurikulum sekolah

Sekolah harus memastikan bahwa literasi terintegrasi dalam kurikulum mereka. Mereka dapat memperkenalkan proyek-proyek yang melibatkan pembacaan dan penulisan kreatif, dan memperkenalkan teknologi literasi seperti e-book dan media online.

5. Penyebaran komunitas baca

Perlu banyak komunitas atau stakeholder yang menaruh fokus pada literasi. Dengan menggaungkan kampanye yang melibatkan masyarakat, budaya literasi dapat ditularkan melalui kegiatan yang positif dan menarik.

Itulah cara sederhana, namun bermakna yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan budaya literasi sejak dini.