Growthmates, Aktris Laura Basuki sepertinya menjadi salah satu aktris Tanah Air yang paling produktif di tahun 2024 ini. Mulai banyak dikenal sejak membintangi film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta pada tahun 2010 lalu, Laura kini telah menjadi salah satu jajaran aktris terbaik dan berprestasi di Indonesia.
Film pertama Laura di tahun 2024 ini adalah Sehidup Semati. Digarap oleh Upi Avianto, film terbaru dari Starvision Plus ini mengusung genre thriller. Sebelumnya, Laura juga sempat beberapa kali membintangi film thriller.
Nah, di tengah kesibukannya itu, siapa sangka ternyata wanita yang meraih Silver Bear untuk Best Supporting Performance pada Festival Film Internasional Berlin tahun 2022 atas penampilannya dalam film Before, Now & Then itu gemar membaca buku, lho.
Laura mengaku, ia menyenangi membaca buku-buku bertemakan psikologi dan novel-novel fiksi fantasi saat ia tak menekuni proses syuting. Alasannya, untuk membuka sudut pandang atau perspektif dirinya agar lebih luas lagi.
"Aku gak bisa membaca kalau sedang ada syuting karena kepala dan energi semua terfokus pada peran. Aku selalu baca novel pas lagi libur, senggang, dan gak ada skrip yang aku baca, baru deh bisa 'kabur' dengan membaca," ungkap Laura, sebagaimana dikutip dari Antara beberapa waktu lalu.
Nah, kali ini Olenka akan membagikan beberapa rekomendasi buku favorit Laura Basuki yang bisa kamu baca untuk dijadikan inspirasi, Growthmates. Kira-kira apa saja ya?
The Things You Can See Only When You Slow Down: How to Be Calm and Mindful in a Fast-Paced World Karya Haemin Sunim
Wanita kelahiran 9 Januari 1988 itu mengatakan, salah satu buku bacaan favoritnya adalah buku bertajuk The Things You Can See Only When You Slow Down: How to Be Calm and Mindful in a Fast-Paced World (2018) karya penulis Haemin Sunim. Penulis bernama asli Ryan Joo tersebut merupakan guru agama Buddha berkebangsaan Amerika Serikat berdarah Korea.
Buku The Things You Can See Only When You Slow Down dibagi menjadi delapan sub-bab, yakni “Rest”, “Mindfulness”, “Passion”, “Relationships”, “Love”, “Life”, “The Future”, dan “Spirituality”. Kedelapan bab tersebut memuat refleksi atas segala bidang dalam hidup yang sedang kita jalani. Mulai dari pekerjaan, hubungan dengan diri sendiri dan orang lain, masa depan,dan lainnya.
Melalui buku ini, Haemin Sunim ingin mengajak pembaca untuk sadar bahwa dunia berjalan sesuai dengan kesadaran diri kita. Jika kita dapat melambatkan diri, maka dunia pun akan melambat menyesuaikan kita.
Lonely Castle in The Mirror (2017) karya Mizuki Tsujimura
Buku favorit Laura Basuki lainnya adalah Lonely Castle in The Mirror (2017) karya penulis Jepang, Mizuki Tsujimura. Fyi, novel ini berhasil memenangkan penghargaan Japan Booksellers Award 2018, menduduki peringkat puncak daftar Book of The Year 2017 dari majalah Da Vinci, serta memenangkan hadiah utama dalam The King's Brunch Book Prize 2017. Buku ini pun jadi buku terlaris No. 1 di Jepang, dan jadi salah satu judul sorotan The Guardian tahun 2021.
Melalui cerita yang kuat dan mengharukan, novel ini membawa pembaca pada perjalanan emosional anak-anak Jepang yang menghadapi bullying dan masalah sosial lainnya.
Supernova, Madre, dan Rectoverso Karya Dewi Lestari
Selanjutnya, buku favorit Laura Basuki lainnya adalah novel-novel karya penulis berbakat Indonesia, Dewi Lestari atau Dee Lestari, yakni Supernova, Madre, dan Rectoverso.
Supernova merupakan sebuah series novel fiksi ilmiah populer yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2001 dengan seri pertamanya berjudul Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh. Novel ini menjadi novel pertama yang mengawali enam seri novel Supernova.
Kemudian, Madre adalah judul buku ke tujuh yang ditulis oleh Dee Lestari yang isinya terdiri dari 13 karya fiksi dan prosa pendek yang ditulis Dee selama kurun waktu 2006-2011. Buku setebal 176 halaman ini berisi karya-karya dengan beragam tema seperti halnya perjuangan sebuah toko roti kuno, dialog ibu dan janinnya, dilema antara cinta dan persahabatan, hingga reinkarnasi hingga kemerdekaan sejati.
Sementara itu, Rectoverso merupakan hibrida dari fiksi dan musik, terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama. Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri, tetapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan.
Nah, itulah beberapa buku favorit Laura Basuki yang bisa jadi bacaan menarik untuk kamu. Tertarik dengan buku yang mana nih, Growthmates?