Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Arsjad Rasjid, menegaskan bahwa Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 merupakan bukti nyata dari semangat “kolaborasi tanpa batas” yang menjadi fondasi utama dalam memperkuat ekosistem keuangan digital Indonesia.
"Bulan Fintech ini adalah bulan nyata dari semangat kolaborasi tanpa batas. Fintech telah menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi Indonesia," tutur Arsjad, saat press conference Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025, di Wisma Danantara Indonesia, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Menurut Arsjad, perkembangan fintech tidak hanya berfokus pada inovasi teknologi, tetapi juga memainkan peran strategis sebagai jembatan antara inovasi digital dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Ia mencontohkan salah satu kolaborasi sukses antara AFTECH dan International Labour Organization (ILO) yang bertujuan memperluas akses keuangan bagi peternak sapi perah di Yogyakarta dan Jawa Timur, dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni program ILO Promise II Impact.
Melalui program ILO Promise II Impact, kata dia, inisiatif tersebut mengintegrasikan data Enterprise Resource Planning (ERP) milik koperasi peternak dengan solusi fintech.
"Inisiatif ini bertujuan meningkatkan profil kredit, mempermudah akses pembiayaan modal kerja bagi peternak kecil, dan mengembangkan produk pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, mulai dari pembiayaan aset hingga modal kerja berbasis fintech," jelas Arsjad.
Tak hanya soal akses pembiayaan, lanjut Arsjad, inisiatif ini juga mencakup pelatihan literasi digital dan keuangan bagi para peternak, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi keuangan secara efektif.
Arsjad menilai, langkah tersebut menunjukkan bagaimana fintech mampu memperluas inklusi finansial sekaligus memperkuat ekosistem pertanian dan peternakan di Indonesia.
Lebih lanjut, untuk memperkuat berbagai inisiatif tersebut, AFTECH bersama Bank Indonesia, OJK, dan Bappenas tengah mengembangkan platform kolaboratif bernama Digital × Real Sector Launchpad.
Melalui platform ini, kata dia, pelaku fintech dan sektor riil dipertemukan untuk menciptakan berbagai solusi pembiayaan produktif, asuransi, dan perencanaan keuangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.
"Melalui Digital Real Sector Launchpad, kami ingin memastikan fintech bukan hanya menghadirkan teknologi, tetapi juga solusi konkret yang mendorong ekonomi produktif dan berkelanjutan," ujar Arsjad.
Ia juga mengingatkan bahwa semangat kolaborasi ini telah menjadi ciri khas sejak Bulan Fintech Nasional 2020, yang digelar bersama Bank Indonesia dan OJK dengan melibatkan lebih dari 70 mitra strategis dari dalam dan luar negeri, termasuk World Bank dan Asian Development Bank (ADB).
Menurut Arsjad, model kolaboratif semacam ini sejalan dengan konsep 'Indonesia Incorporated' yang menekankan pentingnya kerja sama antara regulator, inovator, dan pelaku usaha.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, pembangunan ekonomi yang kuat hanya bisa tercapai jika semua pihak bergotong royong dalam satu ekosistem yang saling menguatkan," tegasnya.
Menutup pernyataannya, Arsjad menyampaikan harapannya agar sektor fintech terus menumbuhkan kepercayaan publik, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan memastikan inovasi digital tumbuh secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
"Fintech harus menjadi kekuatan yang dipercaya, bukan hanya dikagumi. Karena hanya dengan kepercayaan, inovasi bisa benar-benar membawa dampak bagi ekonomi bangsa," pungkas Arsjad.
Baca Juga: BFN 2025 Resmi Dibuka, Pandu Sjahrir: Fintech Indonesia Harus Jadi Pemimpin, Bukan Sekadar Pengikut