Alasan lainnya yang melatarbelakangi mundurnya Airlangga lanjut Doli karena yang bersangkutan ingin memastikan program nasional seperti Pilkada mendatang berjalan lancar.

"Iya justru untuk menjaga itu semua supaya agenda agenda partai Golkar, agenda nasional termasuk Pilkada supaya lebih smooth lebih terjaga. Maka Ketum kami dengan ikhlas dengan suka rela menyatakan mundur dari ketua umum partai Golkar," tuturnya.

Bahlil Jadi Kandidat Terkuat Gantikan Posisi Airlangga 

Di tengah hiruk pikuk politik di balik pengunduran diri Airlangga, muncul sejumlah nama yang diproyeksikan sebagai kandidat ketua umum Golkar, sedikitnya ada tiga nama yang muncul yakini Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. 

Dari ketiga nama itu, nama pertama disebut-sebut menjadi kandidat paling kuat ketimbang  dua kandidat lainnya. Menteri Investasi itu disebut punya kans lebih besar dari pada dua rekannya karena berbagai alasan. 

Sejumlah pihak menilai, Bahlil pantas menjadi ketum Golkar, dia memenuhi syarat untuk memimpin partai tersebut karena segudang pengalamannya di organisasi dan Golkar. Secara AD/ART juga memenuhi syarat, ditambah lagi Bahlil termasuk golongan politisi muda. 

Baca Juga: Jalan Berliku Anies Baswedan Menuju Pilkada Jakarta

Spekulasi mengenai kans Bahlil menjadi Ketum Golkar semakin menguat setelah muncul foto dirinya yang ternyata diam-diam telah menemui Presiden Joko Widodo dan pentolan Golkar Jusuf Kalla beberapa saat setelah Airlangga menyatakan mundur. 

Sejauh ini Bahlil belum memberi pernyataan apapun kepada media terkait foto dirinya bertemu Jokowi dan JK yang saat ini ramai dibicarakan publik.