Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) kembali digelar untuk ke-12 kalinya pada 8-12 Oktober 2025. Momen sakral pembukaan ISEF hari ini menjadi refleksi perjalanan panjang Indonesia dalam membangun dan mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
Hal demikian disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo. Dalam sambutannya di opening ceremony ISEF 2025, Perry kembali mengenang masa ketika ISEF pertama kali digelar 12 tahun lalu. Kala itu, jelas Perry, Indonesia masih belum memiliki kemampuan yang mumpuni tentang bagaimana membangun ekonomi syariah.
"12 tahun lalu saat memulai ISEF, kita masih tidak tahu apa-apa tentang bagaimana membangun ekonomi pesantren, mengembangkan zakat, infaq dan sedekah, serta bagaimana kita berdakwah mengembangkan ekonomi melalui syariah," ungkap Perry dalam opening ceremony ISEF 2025 di JIEXPO Kemayoran, Rabu (8/10/2025).
Baca Juga: Gubernur BI Ungkap 3 Pilar Utama Penguatan Ekonomi dan Keuangan Syariah, Apa Saja?
Ibarat sebuah perjalanan, mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah kini telah jauh melesat. Bahkan, Perry mengatakan bahwa ekonomi syariah Indonesia menempati posisi tiga besar di dunia. Hal tersebut menjadi capaian signifikan, mengingat dalam sepuluh tahun terakhir, ekonomi syariah Indonesia stagnan di posisi ke-10 dunia.
"Dari ranking sepuluh, ekonomi syariah Indonesia melesat ke posisi ketiga. So we are competing with our brother and sister From Saudi Arabia and Malaysia The Three biggest syariah economy in the world," tambah Perry Warjiyo.
Dengan pencapaian tersebut, Perry menegaskan komitmen Bank Indonesia (BI) untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia bersama dengan para stakeholder. Ia pun optimis bahwa pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional akan semakin baik dari waktu ke waktu.
"Terlebih lagi, dalam RPJMN itu ekonomi keuangan syariah jadi bagian strategi utama menjadi pusat ekonomi syariah dan ISEF menjadi platform mempresentasikan program-program ke depan," tegasnya lagi.