Selama lebih dari satu dekade terakhir ini, Indonesia terus melahir tokoh-tokoh transformatif yang mampu membetot perhatian publik. Nama mereka diakui bahkan hingga mancanegara atas berbagai gebrakan yang telah dibuat, tentu saja gebrakan-gebrakan itu membawa impact yang luas bagi masyarakat. 

Olenka.id merangkum sejumlah tokoh yang layak mendapat gelar tokoh transformatif. 

Jokowi

Berbicara tokoh transformatif nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentu saja  tak bisa dilewatkan begitu saja, tukang kayu dari Kota Solo, Jawa Tengah itu membuat berbagai gebrakan yang menghentak dunia.

Terlepas dari berbagai kontroversi di masa kepemimpinannya selama 10 tahun belakangan,  tetapi kinerja dan kerja keras untuk segenap rakyat Indonesia  wajib diacungi jempol. 

Jokowi sejak periode pertama melakukan perubahan besar-besaran di segala lini. Tujuannya supaya negara sebesar Indonesia ini bisa bersaing secara global.

Berbagai transformasi yang dilakukan pemerintah mulai dari hilirisasi industri, transformasi digital, transisi menuju energi hijau, hingga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Semua perubahan yang dicanangkan sebagian besarnya sudah tercapai, beberapa diantara masih terus berproses. 

Ignasius Jonan

Nama Ignasius Jonan jelas tidak bisa dilewatkan dalam daftar ini. Pria kelahiran Singapura 21 Juni 1963 itu layak dan pantas menyandang gelar bapak transformasi Kereta Api Indonesia.

Lewat tangan dinginnya, wajah perkeretaapian yang semula semrawut dan menyeramkan ditata menjadi lebih ramah juga humanis. Transformasi wajah KAI mulai dikebut Jonan pada tahun 2009 ketika dirinya didapuk Direktur Utama PT KAI. 

Perubahan besar langsung dilakukan Jonan, di tahun pertama Jonan langsung membawa keuntungan sebesar senilai Rp154,8 miliar untuk negara, tahun sebelumnya KAI yang tak terawat merugi Rp83,5.

Di tangan Jonan, calo-calo tiket KAI juga dibrengus habis lewat gebrakan yang ia lakukan yakni menerapkan sistem  boarding pass, tiket daring, dan penjualan melalui toko ritel. 

Fasilitas umum seperti toilet stasiun yang awalnya harus membayar, kemudian digratiskan dan diperbanyak jumlahnya sehingga ada di setiap stasiun. Atas tindakan yang dilakukannya itu, pada tahun 2013, Jonan kembali mencatatkan laba sebesar Rp560,4 miliar. 

Jonan juga melipatgandakan aset KAI dari Rp5,7 triliun pada 2008, menjadi Rp15,2 triliun pada 2013, atau terjadi peningkatan mendekati tiga kali lipat.

Semua perubahan yang terjadi diketahui karena dia sering turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi kereta api dan berinteraksi dengan masyarakat. Jonan juga tidak segan-segan memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan atau menyalahgunakan wewenangnya.

Atas dedikasi dan segudang prestasi yang ia ukir Jonan kemudian diangkat menjadi Menteri Perhubungan oleh Presiden Joko Widodo pada 2014.