Di era digital dan teknologi seperti saat ini, sistem perbankan menjadi tulang punggung ekonomi dan aktivitas finansial masyarakat. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, tantangan dalam menjaga keamanan dana nasabah semakin kompleks.

Salah satu ancaman serius adalah kebocoran dana, baik yang disebabkan oleh fraud internal, serangan siber, phising, maupun rekayasa sosial (social engineering).

Tak hanya itu, kasus kebocoran atau pembobolan dana tersebut pun tak pelak melibatkan berbagai modus operandi, mulai dari penggelapan dana nasabah oleh karyawan bank hingga pemalsuan deposito.

Di Indonesia sendiri, beberapa kasus kebocoran dana atau penyelewengan dana di lembaga keuangan ini pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (17/4/2025), berikut Olenka rangkum beberapa bank yang pernah diterpa kasus kebocoran dana.

1. Bank DKI

Terbaru, kasus kebocoran dana dialami oleh Bank DKI. Kasus ini diperkirakan terjadi sejak 31 Maret 2025.

Insiden ini disebut sebagai hasil dari peretasan internal yang melibatkan kerja sama antara pihak ketiga dan oknum internal bank.

Awalnya, Bank DKI mengalami gangguan sistem berkepanjangan yang menimbulkan kecurigaan terhadap potensi kebocoran data dan aliran dana mencurigakan.

Jumlah kebocoran dari kasus ini ditaksir sekitar Rp100 miliar. Bank DKI mengklaim, kebocoran dana terjadi di pihak bank bukan pihak nasabah.

2. Citibank

Kasus kebocoran dana Citi Indonesia (dahulu Citibank) terjadi pada tahun 2007 yang melibatkan Malinda Dee, Relationship Manager (RM) senior di Citibank.

Ia memanfaatkan jabatan untuk memindahkan dana nasabah kaya ke rekening pribadi dengan manipulasi data dan transaksi internal melalui pemalsuan tanda tangan.

Skema ini berlangsung selama beberapa tahun hingga terdeteksi oleh pihak internal Citi dengan nilai kebocoran dana sebesar Rp17 miliar.

Baca Juga: Sejumlah Tokoh Imbau Nasabah Bank DKI Tak Kosongkan Rekening Imbas Pemulihan Sistem