PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) optimis terhadap pergerakan pasar setelah pengumuman kabinet baru yang mengangkat Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan pada 20 Oktober 2024. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, penunjukan ini dianggap sinyal berlanjutnya kebijakan fiskal yang stabil dan disiplin, terbukti dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,89% dan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 20 poin pada hari berikutnya.

Respon positif pasar mencerminkan kepercayaan terhadap pengalaman Sri Mulyani dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah pemulihan dari dampak pandemi. Meski begitu, wacana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% masih menjadi perhatian. Kenaikan ini berpotensi memicu inflasi harga barang, melemahkan daya beli masyarakat. Dampaknya terhadap konsumsi tetap harus diwaspadai.

Baca Juga: Danamon Tingkatkan Proses Rekrutmen Bankir Muda dengan Artificial Intelligence dan Gamification

Hosianna Evalita Situmorang, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, berpendapat bahwa kebijakan fiskal pro-pertumbuhan harus memperhatikan daya beli masyarakat. "Jika konsumsi melemah akibat inflasi, pemulihan ekonomi bisa terhambat. Oleh karena itu, keseimbangan antara penyesuaian fiskal dan perlindungan daya beli sangat penting," ujarnya, dikutip Kamis (5/12/2024).

Ia menambahkan bahwa rencana insentif pajak oleh Presiden Prabowo Subianto, seperti penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) badan dari 22% menjadi 20%, dan penghapusan pajak properti atau perumahan yang saat ini totalnya sebesar 16%, yang terdiri dari PPN sebesar 11% serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) sebesar 5%, dapat mempercepat momentum pemulihan.

Di sektor moneter, Bank Indonesia (BI) berencana memberikan insentif kepada bank yang menyalurkan kredit ke sektor yang menciptakan lapangan kerja. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025 untuk meningkatkan permintaan barang dan jasa serta membuka peluang kerja baru. Program insentif seperti uang muka 0% untuk pembelian rumah dan kendaraan juga diperpanjang hingga Desember 2025, mendorong masyarakat untuk berinvestasi.

Danamon melihat kebijakan ini sebagai peluang besar bagi nasabah, baik individu maupun pelaku usaha untuk memanfaatkan situasi pasar yang stabil. Ivan Jaya, Consumer Funding and Wealth, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, menyampaikan bahwa Danamon siap mendukung nasabah melalui produk-produk finansial inovatif yang dirancang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Contohnya, untuk memfasilitasi investasi nasabah individu, Danamon menawarkan kemudahan bagi nasabah dalam mengakses produk reksa dana melalui aplikasi mobile banking D-Bank PRO. Selain itu, Danamon juga menawarkan berbagai solusi pembiayaan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan nasabah, termasuk kredit kendaraan bermotor melalui produk KPM Prima, yang merupakan produk kolaborasi antara Danamon dan Adira Finance sebagai anak perusahaan Danamon di bidang pembiayaan.

Bagi nasabah yang membutuhkan layanan valuta asing, Danamon memperkenalkan kembali produk Danamon LEBIH PRO, sebuah produk tabungan multicurrency yang memungkinkan nasabah mengelola hingga sembilan mata uang sekaligus dalam satu tabungan. Produk ini menawarkan nilai tukar yang kompetitif dan kemudahan valas melalui D-Bank PRO. Selain itu, tabungan ini dilengkapi dengan Kartu Debit Danamon LEBIH PRO yang cocok dipakai di luar negeri karena bebas biaya konversi dan langsung memotong mata uang yang berlaku di negara tempat nasabah bertransaksi sehingga cocok bagi nasabah yang memiliki kebutuhan transaksi internasional.

"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan menyediakan solusi finansial yang holistik agar nasabah kami dapat tumbuh bersama Danamon. Dengan berbagai solusi finansial yang dibuat sesuai dengan berbagai kebutuhan nasabah, Danamon optimistis dapat terus mendukung nasabah dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, sekaligus membantu mereka mencapai tujuan finansial di masa depan," tutup Ivan.