Nama Dato Sri Tahir sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, karena ia dikenal sebagai konglomerat dan pendiri dari Mayapada Group. Salah satu orang terkaya di Indonesia ini merupakan lulusan Universitas Nanyang Singapura. Di sanalah pula, ia pun akhirnya bertemu sang istri, Rosy Riady, yang merupakan anak dari Mochtar Riady, pendiri Lippo Group.

Terkait perjodohan keduanya, nyatanya ada sebuah fakta menarik yang tak banyak orang ketahui. Saat menempuh pendidikan tinggi di Universitas Nanyang, rupanya diam-diam Tahir pun telah diselidiki oleh ‘mata-mata’ orang suruhan dari Mu’min Ali Gunawan, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Bank Panin.

Usut punya usut, alasan Mu’min Ali memata-matai Tahir sendiri lantaran pria yang memiliki nama asli Ang Tjoen Ming yang lahir di Surabaya, 26 Maret 1952 itu termasuk sosok yang agak berbeda dari mahasiswa lainnya dan menarik perhatiannya. Dan pada akhirnya, Tahir pun diundang Mu’min Ali ke Jakarta.

Bingung dengan tujuan pemanggilan tersebut tak membuat Tahir urung ke Jakarta. Ia ingin tahu kenapa ia sampai dipanggil petinggi Bank Panin itu. Saat keduanya bertemu, terkuaklah maksud Mu’min Ali, yakni untuk menjadikan Tahir sebagai jodoh untuk putri dari bankir yang terkenal bertangan dingin, yaitu Mochtar Riady.

Cerita tentang perjodohan Tahir dengan Rosy Riady ini pun tertuang di buku karya Alberthiene Endah yang bertajuk Living Sacrifice. Dalam buku biografi Tahir tersebut pun diceritakan secara gamblang bagaimana kisah pertemuan pertama Tahir dengan keluarga sang taipan hingga perasaan kagumnya kepada Rosy Riady.

Lantas, bagaimana kisah asmara antara Tahir dan Rosy Riady? Berikut Olenka ulas selengkapnya.

Baca Juga: Kisah Pertemuan Dato Sri Tahir dengan Mu’min Ali: Pengaturan Tak Terduga yang Berujung Perjodohan

Kesan Pertama Tahir Bertemu Rosy Riady

Meski akan menjadi menantu dari keluarga kaya dan terpandang, Tahir mengaku, hidupnya tidak akan terdampak apa pun. Dan, dengan restu penuh dari kedua orang tuanya, Tahir pun akhirnya berangkat ke Jakarta dan bertemu dengan Rosy Riady. Untuk pertemuannya itu pun, kata Tahir, Mu’min Ali lah yang mengaturnya.

Saat pertama kalinya melihat Rosy Riady, Tahir pun dibuat terkesima dengan kecantikan Rosy. Tahir bilang, Rosy adalah sosok wanita sempurna di matanya.

“Dia cantik, anggun, manis dan lembut. Tatapan matanya tajam dan semua hal tentangnya menyenangkan. Dia tinggi dengan rambut hitam pekat. Kulitnya cantik. DIa sempurna, jauh lebih cantik dari yang saya kira. Saya sendiri berdiri terpaku selama beberapa detik sebelum kami akhirnya berjabat tangan,” terang Tahir.

Dikatakan Tahir, saat itu Rosy sendiri tak banyak bicara saat bertemu dengannya. Begitupun dengan dirinya yang nyaris tak bisa berkata-kata melihat sosok Rosy di depannya.

“Pertemuan pertama kami di sebuah restoran di Jakarta. Saat itu suasananya kaku, formal, penuh dengan rasa gagap dan terbata-bata,” ujar Tahir.

Saat bersama Rosy, Tahir mengaku ia sangat ingin menghabiskan hidupnya dengan wanita pujaannya itu. Namun Tahir mengatakan, saat bertemu Rosy ia belum merasakan jatuh cinta sepenuhnya. Tapi, lebih didominasi oleh kekaguman, keheranan, dan ketertarikan.

“Apakah itu cinta atau bukan, saya belum merasakan apa-apa saat itu. Yang saya tahu pasti, saya benar-benar tertarik pada Rosy saat itu,” tukas Tahir.

Baca Juga: Respons Orang Tua Dato Sri Tahir soal Perjodohan Anaknya dengan Rosy Riady

Momen Bertemu Calon Mertua

Selang beberapa waktu kemudian, Tahir dan kedua orang tuanya pun akhirnya bertemu dengan calon mertua yang merupakan taipan Lippo Group, Mochtar Riady. Tahir mengatakan, saat itu merupakan momen yang sangat menegangkan dalam hidupnya.

“Saya, yang baru berumur 21 tahun, akan berhadapan dengan Mochtar Riady yang bagi saya bagaikan dewa. Dia besar, bersinar, mempesona, dan hebat,” ujar Tahir.

Tahir pun mengatakan, saat itu Mochtar Riady pun memperkenalkan dirinya kepada kerabat-kerabatnya sebagai calon menantunya. Saking bangganya, Tahir pun merasa sedang berada di panggung megah, dimana sorotan terang menyinari dirinya.

“Saya seperti sedang berada di awan tertinggi. Saya sangat bangga. Saya merasa sepenuhnya dihormati, tersanjung, dan diangkat. Papah dan mamah pun terlihat sangat bahagia saat itu,” tutur Tahir.

Proses perkenalan antar-keluarga pun, kata Tahir, berjalan lancar. Ia dan Rosy pun diberi kebebasan untuk lebih mengenal satu sama lain.

“Pak Mochtar berharap agar saya dan Rosy bisa segera bersama dan berjodoh,” ujar Tahir.

Baca Juga: Mengulik Kisah Dato Sri Tahir saat Kuliah di Singapura

Jalani Kencan yang Penuh Kekakuan

Selang beberapa waktu kemudian, Tahir pun resmi tinggal di Jakarta. Ia tinggal di Slipi, sementara Rosy Riady tinggal di kawasan Mangga Besar. Pada waktu yang hampir bersamaan, terjadi pula perjodohan kedua antara putri Mochtar Riady lainnya, yakni Lanny Riady dengan Sutedjo, adik istri Mu’min Ali.

Dikatakan Tahir, dirinya kerap bertemu Sutedjo saat hendak menjemput Rosy untuk kencan. Bedanya, ia datang naik taksi, sementara Sutedjo mengantar Lanny naik Mercedes milik Mochtar Riady.

“Mungkin itu dianggap lebih tepat, karena Sutedjo adalah saudara ipar Mu’min Ali. Saya harus sadar diri siapa saya sebenarnya,” tukas Tahir.

Singkat cerita, Tahir dan Rosy pun berkencan. Ia mengaku, hubungan asmaranya dengan putri konglomerat itu jauh dari gambaran anak muda yang saling jatuh cinta dan menghabiskan waktu bersama dengan penuh gairah dan intim. Mereka berdua tidak seperti itu.

Menurut Tahir, momen kencan dirinya dengan Rosy Riady selalu dikelilingi dengan kekakuan dan bahkan formalitas.

“Saya sangat canggung, begitu pula Rosy. Saya menjemputnya dengan taksi dan mengajaknya kencan di restoran. Kami selalu duduk berhadapan dan menghindari pandangan satu sama lain. Kami pun hanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk makan. Jauh dari kata romantis, malah cenderung membosankan,” terang Tahir.

Namun meski begitu, lanjut Tahir, momen dia bisa kencan dengan wanita idamannya itu sangat-sangat membuat dirinya bahagia dan takjub.

“Kesempurnaan Rosy membuat saya takjub sepanjang waktu. Meski sebenarnya kencan kami sangat sunyi dan tegang, tapi saya menyukainya,” ujar Tahir.

Tahir pun mengatakan bahwa tak banyak yang bisa ia pelajari tentang Rosy selama momen kencannya itu. Bagi dia, Rosy adalah pribadi yang lembut, patuh, dan tenang. Dengan karakter Rosy yang seperti itu, Tahir tak pelak kerap didera keraguan besar.

Batinnya selalu diselimuti pertanyaan, bagaimana mungkin putri dari keluarga kaya raya di Indonesia itu rela mengorbankan ‘harga dirinya’ untuk berkencan dan bahkan menikah dengannya, yang bukan siapa-siapa.

“Ini benar-benar gila. Saya tidak mempunyai apa pun yang bisa menjadi alasan kuat untuk menjadikan saya orang yang berpotensi. Saya bahkan belum lulus kuliah. Dan di depan mata saya ada wanita muda, anak pemilik bank terkemuka. Apa yang ada di kepala Rosy? Saya sering bertanya-tanya tentang hal itu,” beber Tahir.

Meski kerap merasa rendah diri dan selalu mengkhawatirkan Rosy, Tahir mengaku, sepanjang menjalani kencan, justru Rosy tak pernah sedikit pun menunjukan sikap yang membuatnya merasa canggung atau diremehkan. Tahir bilang, Rosy cukup berhasil masuk dalam paket ‘gadis sederhana’ luar dalam.

“Seandainya saya tidak berulang kali mengingatkan diri bahwa dia adalah putri seorang konglomerat, saya akan mudah tertipu oleh penampilannya. Rosy tampak sangat rendah hati, dan saya menyukainya,” tandas Tahir.

Baca Juga: Kisah Dato Sri Tahir Ikuti Permintaan Orang Tua untuk Kuliah di Singapura