“Terus saya bilangin gini, kamu sudah ada kerjaan dari saya, istri kamu dagang, kalau nanti saya beli dari kamu, yang dapat berkah orang yang kaum dhuafa yang ingin buka puasa. Tapi, warung-warung yang ada angkara murka. Karena yang biasanya orang-orang yang makan di warung setempat itu akan sepi karena kita kasih gratis di sini. Ini hukum ekonomi,” papar Jusuf Hamka.
Saat ditanya alasan mengapa dirinya gemar berbagi, Jusuf Hamka berdalih bahwa kebahagiaan itu sendiri tidak ditemukan dengan mencari hal-hal besar, tetapi dengan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, dalam hal ini saat kita berbagi kepada sesama.
Menurutnya, dengan berbagi, maka kita akan menghargai momen kecil dalam kehidupan sehari-hari dan mencari kebahagiaan di dalamnya.
“Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, hal ini bisa mengingatkan kita untuk selalu berterimakasih dan menghargai setiap momen berharga yang kita miliki. Dengan menghargai kebahagiaan di dalam hal-hal kecil, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna,” tandas Jusuf Hamka.
Di samping itu, kata Jusuf, memberikan makanan kepada sesama juga berarti menjalin relasi dengan mereka. Menurutnya, perbuatan baik juga akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya.
Ia menceritakan, saat kerusuhan Mei 1998 silam lalu misalnya, rumahnya tak tersentuh amukan massa. Padahal, rumah di seberangnya hangus dibakar massa saat itu.
"Sedangkan, rumah saya terkena satu batu pun tidak karena mereka merasa terbantu oleh saya," pungkas Jusuf Hamka.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Jusuf Hamka Bangun Masjid Babah Alun di Kolong Jalan Tol