Kekaguman Tahir kepada Sang Mertua
Tahir pun mengakui, reputasi sang mertuanya itu sangatlah menonjol, sosok Mochtar Riady pun makin sempurna dengan kharisma kesuksesan yang dimilikinya. Mochtar Riady, kata Tahir, melengkapi kebesarannya sebagai seorang bankir dengan kefasihannya dalam berbicara, keterampilannya dalam membangun jaringan, dan prospek bisnisnya yang sangat luas.
“Dia dikagumi oleh berbagai kalangan. Pada awal tahun 70-an itu dia telah menjelma jadi sosok yang terkenal dan pengusaha terhormat di Indonesia,” tegas Tahir.
Tahir pun mengatakan, Mochtar Riady juga berhasil mewujudkan mimpinya selanjutnya untuk menjadi pemilik bank setelah berhasil menggabungkan sejumlah bank, yaitu Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, Bank Industri Dagang Indonesia, hingga berdirinya Bank Panin pada tahun 1971.
“Pak Mochtar bergabung dengan saudara iparnya, Mu’min Ali. Dari situ, Bank Panin pun berkembang pesat. Perusahaan yang cemerlang dan adanya Pak Mochtar, menjadikan Bank Panin jadi salah satu bank-bank besar di Indonesia. Bahkan, orang tua saya pun termasuk nasabahnya,” tutur Tahir.
Dengan segala kekagumannya kepada sosok Mochtar Riady, Tahir pun tak segan menyebut sang mertua sebagai ‘bintang’ dalam kehidupannya.
“Pak Mochtar terlalu sempurna. Hal itu terlihat dari cara bicaranya, perilakunya, cara menatapnya, bahkan dalam diamnya. Dia benar-benar menjaga harga dirinya tetap utuh setiap detiknya. Saya mengaguminya karena kemampuannya dalam membahas topik apa pun tentang apa yang terjadi di dunia, khususnya dalam bisnis, dengan keyakinan tak tergoyahkan,” tutur Tahir.
Lebih lanjut, Tahir pun menegaskan bahwa ketika Mochtar Riady berkata bahwa dirinya tak diizinkan masuk ke dalam bisnisnya, ia sama sekali tak kecewa. Bagaimana pun juga, kata Tahir, sebagai menantu Mochtar Riady ia memiliki ‘platform’.
Yang perlu ia buktikan kepada sang mertuanya adalah bahwa ia bukanlah tipe menantu yang menganggap kesuksesannya bergantung pada mertua kaya raya.
“Dalam waktu kurang dari sebulan, saya pun memutuskan untuk terjun berjuang sendiri. Sebuah perjuangan dengan motivasi tambahan. Bukan hanya untuk membangun kesejahteraan keluarga saja, tapi saya pun berjuang untuk menegakkan martabat saya di mata keluarga Mochtar Riady yang luar biasa,” tandas Tahir.
Baca Juga: Kisah Pertemuan Dato Sri Tahir dengan Mu’min Ali: Pengaturan Tak Terduga yang Berujung Perjodohan